Mohon tunggu...
djeng sri
djeng sri Mohon Tunggu... Foto/Videografer - penuliscerita dan freelancer menulis

suka fotografi dan fiksi ;)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sebait senyum dibalik pintu

14 Agustus 2015   12:51 Diperbarui: 14 Agustus 2015   13:14 986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tang tang tang…

Sesungguhnya aku tak tahan, namun inilah tugasku. Sejak peneng simbol keadilan melekat di pinggangku, tak ada kengerian yang lewat jauh dari kanan-kiriku. Dan kali ini, kekejaman itu kembali terulang lewat bacot preman tua bernama Parna! Luar biasa!

“Dik, bagaimana bila aku pergi saja?”

“Maksud mas… resign gitu?”

“Hemhh…,” adikku mendengus keras lalu berlalu menuju perapian yang hampir padam. Mulutnya me-monyong panjang meniupkan udara ke dalam semprong yang kemudian keluar dengan keras ke dalam keren.

“Sudahlah mas…” lanjutnya

 

***

 

“Kau itu Sri, jeritanmu sangat merdu, apalagi ketika suara itu mencapai desibel tujuh, oh, aku seperti terdampar di ranjang sang raja,”


“Ha ha ha…”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun