Mohon tunggu...
djeng sri
djeng sri Mohon Tunggu... Foto/Videografer - penuliscerita dan freelancer menulis

suka fotografi dan fiksi ;)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[FR] Aku bilang, Aku Mau Jadi Setan-mu

14 Juli 2015   14:23 Diperbarui: 14 Juli 2015   14:35 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


photo: copyright by bowobagus

[FR] Aku bilang, aku mau jadi setan-mu

“Sebentar saja kang… boleh dong? Yuk?”

“Ja ja jangan Na, aku lagi nggak mood,” kang Brata terbata-bata menolak ajakanku. Sebagai lelaki normal, aku tahu sebenarnya ia sangat ingin bilang “Ya Na, ayuk!”, namun sebagai seorang lelaki yang sedang menjalankan niat, ia pasti kukuh menolak.

“Ah kang Ta nggak asik ah,” aku merajuk sambil melengos, memukul-mukul meja di samping amben kecil.

“Hemmmhh,” sebuah jam dinding di pojok kamar mengeluh lirih setelah menyatakan bahwa delapan menit kurang dari tengah malam sudah terlewati. Dari kaca rias Kang Brata terlihat bertambah resah, dua bola matanya seakan berkata

“Aku tak tahu harus bagaimana”

“Sebentar saja kangggg… Yuuuuk?”

“Ja ja jangan Na, aku aku aku…”

Tak ku gubris elakan si akang, kurengkuh tubuhnya yang tegap bagaikan aktor film laga Amerika, lalu kupeluk dengan sangat erat, kataku,

“Aku ingin sekarang kang, sekarang.. heehhh”

 

Brakk..

Brakkkk

“Aduh,” kang Brata meng-smack-down tubuhku hingga aku terkapar di atas amben dengan posisi terlentang. Ia lalu mencoba membuka kedua mataku yang terpejam menahan keinginan yang sudah sangat kuat.

“Aduh kang”

“Na”

“Aduh”

“Na..”

“Ratna, bangun sayang,

“Ini akang”

“Ah?” susah payah kubuka mataku karena guncangan kuat kurasa melanda pundakku

“Aduh..”

“Loh, kang? Kok akang basah? Loh abis wudlu tho? Aku tadi.. tadi tertidur. lalu lalu.. ooh,“

“Aduh maafkan aku ya kang..” aku bersimpuh mencium jemari kang Brata

“Makanya Na, kalau nunggu akang wudlu itu, jangan melamun, lebih baik membaca barang satu atau dua ayat yah?”

Aku hanya tersenyum kecut, menahan malu yang amat sangat. Gara-gara menunggu kang Brata wudlu malahan jadi melamun jorok hingga ketiduran,

“Duh, ampuni hamba ya Alloh,” bisikku padaNya dalam hati

“Yuk Na kita mulai Sholatnya?”

+

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Fiksiana Community
Silahkan bergabung di group FB Fiksiana Community

Klaten, 14 Juli 2015

@Ds

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun