Tera sudah tak terkejut lagi, mendapati dirinya tersadar di dunia baru yang belum pernah dipijak sebelum sebelum nya, yang buat Tera terkejut karena dia berada di ruang temaram dingin sedikit lembab seperti gua beralas batu andesit yang dingin. "Ini aroma wangi apa sih?", batin Tera, aroma yang membawa ketenangan yang bisa untuk melanjutkan tidur siangnya. Tera teringat sebelum tertidur tadi, ia sempat melihat YouTube tentang Wangsa Syailendra pembangunan Borobudur, channel terakhir yang tidak sengaja Tera tonton, karena sebelum nya membuka banyak klip lagu lagu Green Day.
Bayangan seorang berjubah mendekati nya, "seperti tidak punya rambut ya nih orang ?" kembali batin Tera. Suara bergumam dari seseorang yang mendekati Tera, membuat Tera kembali tertidur pulas se pulas pulasnyaÂ
Tera terbangun oleh suara beberapa burung kecil yang bersiul siul dan mematuk matuk rambutnya, udara sejuk mentari yang belum terasa panas, langsung menebak ini pagi hari yang damai. Setelah semua mata Tera terbuka, dia melihat dirinya dikelilingi melingkar oleh para biksu berkepala plontos dan berjubah kuning dengan tatapan senyum yang ramah.
Belum selesai Tera memandang para biksu yang duduk sila melingkarinya, Tera takjub dengan siluet dua bangunan besar terukir megah yang tercetak dari sinar mentari pagi dan pemandangan depannya sebuah gunung tinggi besar yang sangat cerah menampakkan puncaknya yang sedikit mengeluarkan asap putih, seperti mistis alam yang masuk ke dalam relung inti hati Tera betapa keindahan dan kedamaian yang menyatu teringat pesan ustadz tentang nirwana, membawa Tera kembali menutup mata dengan tarikan lembut nafasnya, terbangun di kasur kamarnya dengan tv digital masih menyala menunjukkan pukul 16.15. https://youtu.be/U6klHkUotwg (Candi Buddha tempat ibadah para Biksu)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H