Mohon tunggu...
Aryo Djendra
Aryo Djendra Mohon Tunggu... Bankir - Karyawan Swasta

Aryo Djendra - YouTube channel

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen - Kedamaian Hati Tera

18 Februari 2024   12:19 Diperbarui: 18 Februari 2024   16:45 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Tera sudah tak terkejut lagi, mendapati dirinya tersadar di dunia baru yang belum pernah dipijak sebelum sebelum nya, yang buat Tera terkejut karena dia berada di ruang temaram dingin sedikit lembab seperti gua beralas batu andesit yang dingin. "Ini aroma wangi apa sih?", batin Tera, aroma yang membawa ketenangan yang bisa untuk melanjutkan tidur siangnya. Tera teringat sebelum tertidur tadi, ia sempat melihat YouTube tentang Wangsa Syailendra pembangunan Borobudur, channel terakhir yang tidak sengaja Tera tonton, karena sebelum nya membuka banyak klip lagu lagu Green Day.

Bayangan seorang berjubah mendekati nya, "seperti tidak punya rambut ya nih orang ?" kembali batin Tera. Suara bergumam dari seseorang yang mendekati Tera, membuat Tera kembali tertidur pulas se pulas pulasnya 

Tera terbangun oleh suara beberapa burung kecil yang bersiul siul dan mematuk matuk rambutnya, udara sejuk mentari yang belum terasa panas, langsung menebak ini pagi hari yang damai. Setelah semua mata Tera terbuka, dia melihat dirinya dikelilingi melingkar oleh para biksu berkepala plontos dan berjubah kuning dengan tatapan senyum yang ramah.

Belum selesai Tera memandang para biksu yang duduk sila melingkarinya, Tera takjub dengan siluet dua bangunan besar terukir megah yang tercetak dari sinar mentari pagi dan pemandangan depannya sebuah gunung tinggi besar yang sangat cerah menampakkan puncaknya yang sedikit mengeluarkan asap putih, seperti mistis alam yang masuk ke dalam relung inti hati Tera betapa keindahan dan kedamaian yang menyatu teringat pesan ustadz tentang nirwana, membawa Tera kembali menutup mata dengan tarikan lembut nafasnya, terbangun di kasur kamarnya dengan tv digital masih menyala menunjukkan pukul 16.15. https://youtu.be/U6klHkUotwg (Candi Buddha tempat ibadah para Biksu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun