Tak lama kemudian Presiden Sukarno membubarkan DPRS dan menyusun DPR baru menurut  konsepsinya sendiri. DPR baru ini, selain anggota-anggota partai politik, juga menyertakan kaum fungsional yaitu: buruh, tani, pemuda, wanita, ulama, cendekiawan, tentara dan polisi. DPR baru beranggota 260 orang ini semuanya ditunjuk oleh Presiden Sukarno.
Dengan tindakan Presiden Sukarno  tersebut , menurut Hatta, lenyaplah sisa-sisa demokrasi yang penghabisan. "Demokrasi Terpimpin  Sukarno menjadi  DIKTATOR yang  didukung  oleh golongan-golongan  tertentu." Tulis Hatta.
Buku 'Demokrasi Kita' cetakan ke 9 ini juga memuat surat-surat Hatta kepada Presiden Soekarno yang memperingatkan Pemerintah tentang tindakan-tindakan keliru di berbagai bidang.Â
Yang memilukan adalah surat  Hatta yang menjelaskan harga-harga yang  membubung  tinggi, sehingga 90% uang pensiunnya hanya untuk membayar  gas dan listrik.Â
"Dengan contoh saya ini Bung dapat menaksir sendiri  betapa ketimpangan yang diderita oleh pegawai negeri  yang terbanyak, terutama pegawai rendah dan menengah." Tulis Hatta dalam surat kepada Presiden Sukarno tertanggal  1 Desember 1965.
Buku 'Demokrasi Kita' tulisan Mohammad Hatta sangat baik diperbanyak dan dibaca para peminat Hukum Tata Negara dan politikus zaman now untuk bahan perbandingan  dalam memahami masalah-masalah demokrasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H