Dan yang paling penting, para guru harus menjadi pionir dalam upaya mengubah konsep berpikir kritis agar menjadi lebih fleksibel, aplikatif, dan mampu menjawab berbagai persoalan dan tantangan hidup tanpa dibatasi oleh sekat disiplin ilmu IPA, IPS, Bahasa dan sebagainya.Â
Kemudian, guru dan orang tua juga bisa bekerja sama untuk mengajak anak agar selalu kritis dengan mempertanyakan, memilah, dan mengecek kebenaran dari suatu informasi yang didapat dari internet atau masyarakat sekitarnya, serta bijak dalam menggunakan sosial media, menumbuhkan minat baca, dan senantiasa mendampingi setiap proses belajar dan tumbuh kembang anak.Â
Dengan menanamkan prinsip tersebut, stigma jurusan di SMA perlahan luntur dan muncul generasi-generasi cerdas dan kritis yang siap membangun bangsa ini menjadi lebih baik.
REFERENSI :Â
Jurusan di SMA Dihapus, Pakar Bilang: Bisa Kemajuan, Bisa Kemunduran
Fahim, M., Bagherkazemi, M., & Alemi, M. (2010). The relationship between test takers' critical thinking ability and their performance on the reading section of TOEFL. Journal of Language Teaching and Research, 1(6), 830.
Oktariani, O., & Ekadiansyah, E. (2020). Peran Literasi dalam Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis. JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN, PSIKOLOGI DAN KESEHATAN (J-P3K), 1(1), 23-33.
Fijar, N. A., & Saptono, S. (2019). Implementation of Guided Inquiry Learning To Improve The Critical Thinking Skills of Junior High School Students. Journal of Innovative Science Education, 8(3), 306-314.
Saputro, H., Hidayat, A., & Munzil. (2016). Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP 7 Pasuruan. Pros. Semnas Pend. IPA Pascasarjana UM, 1(1), 943-949.
Murtadho, F. (2021). Metacognitive and critical thinking practices in developing EFL students' argumentative writing skills. Indonesian Journal of Applied Linguistics, 10(3).
Bassham, G., Irwin. W., Nardone. H & Wallace, J., M. (2011). Critical thinking-a student's introduction (4th ed). New York: McGraw-Hill.