Mohon tunggu...
Jalu Wintang
Jalu Wintang Mohon Tunggu... Lainnya - A man who always thirst for knowledge

Tuliskan setiap jejak langkah dalam hidupmu atau kau akan hilang dalam pusaran zaman

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kulminasi

6 Agustus 2020   22:28 Diperbarui: 6 Agustus 2020   22:35 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: international.sindonews.com

Gemerisik pasir menembus

Melewati gurun yang teramat tandus

Angin panas yang berhembus

Tak pelak banyak yang merasa haus

Dan kelaparan yang tak pernah pupus


Prahara semakin bergejolak

Hari demi hari huru-hara tak terelak

Para pembesar yang congkak

Terus-menerus mendepak

Siapapun yang berani berontak

Letupan api terus menyalak-nyalak

Hingga semuanya luluh lantak


Desing peluru saling terbang

Memalak setiap nyawa orang

Yang bersahut-sahutan mengerang

Menyiratkan raut muka tegang

Di bawah teriknya matahari yang kian garang


Sepertinya kata lelah seolah tiada

Bagi mereka yang tua maupun muda

Yang selalu saja merasa paling beda

Sebabkan krisis yang tak kunjung reda


Setelah lelah yang tak terperi

Menumpuk terus saban hari

Hingga mencapai titik kulminasi

Dan ledakan itu terjadi

Booom

Asapnya membumbung tinggi

Semua orang tertegun dan berdiri

Memandang sedih jiwa yang telah mati




Sidoarjo, 6 Agustus 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun