Mohon tunggu...
Djahwan kamil
Djahwan kamil Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Hobby saya Bermain bola

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pembelian Tiket Konser Menyebabkan Panic Buying dan Kesehatan Terganggu?

16 Juni 2023   14:45 Diperbarui: 16 Juni 2023   15:21 499
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2: link pemesanan tiket Coldplay yang penuh (sumber: www.liputan6.com ) 

Kesehatan mental sendiri merujuk pada keadaan kesehatan dan kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial seseorang. Ini mencakup cara individu berpikir, merasakan, dan berperilaku, serta kemampuan mereka untuk menangani stres, berinteraksi dengan orang lain, dan menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari. Menurut Dokter Elfrina Mirna, "Secara kesehatan mental Panic Buying ini harus dihindarkan atau dihilangkan. 

Jika Panic Buying ini terus berlanjut akan mengakibatkan gangguan kesehatan mental yaitu dapat menjadi Anxiety Disorder (Gangguan kecemasan yang berlebuh pada seseorang terhadap suatu hal)." Penting untuk diingat bahwa kesehatan mental adalah aspek penting dari kesehatan secara keseluruhan. Merawat kesehatan mental sama pentingnya dengan merawat kesehatan fisik. Mempertahankan keseimbangan emosional, memiliki koneksi sosial yang sehat, dan mencari bantuan profesional ketika diperlukan adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan mental yang optimal.

CARA MENGATASI PANIC BUYING TERHADAP KESEHATAN MENTAL! 

Ada 7 cara untuk mengatasi pengaruh panic buying terhadap kesehatan mental, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

  • Tetap tenang dan rasional: Pertahankan ketenangan dan hindari ikut-ikutan terjebak dalam kepanikan. Sadari bahwa panic buying hanya akan memperburuk situasi dan tidak membantu dalam menghadapi krisis.
  • Terbataskan paparan berita yang berlebihan: Terlalu banyak mengekspos diri pada berita tentang panic buying dan kekurangan pasokan hanya akan meningkatkan kecemasan dan stres. Pilih sumber informasi yang terpercaya dan batasi waktu yang dihabiskan untuk membaca berita tersebut.
  • Buat rencana belanja yang rasional: Buat daftar kebutuhan dan prioritas belanja secara bijaksana. Hindari membeli secara berlebihan atau impulsif. Fokus pada barang-barang esensial yang memang diperlukan.
  • Dukungan sosial: Terhubung dengan keluarga, teman, atau komunitas yang positif dan saling mendukung. Berbagi pengalaman dan perasaan dengan orang lain dapat membantu mengurangi ketegangan dan memberikan perspektif yang lebih seimbang.
  • Jaga keseimbangan: Selain memperhatikan kebutuhan fisik, penting juga menjaga keseimbangan emosional dan mental. Luangkan waktu untuk beristirahat, tidur yang cukup, olahraga ringan, dan aktivitas yang menyenangkan untuk meredakan stres.
  • Terlibat dalam kegiatan yang bermanfaat: Temukan kegiatan atau hobi yang dapat memberikan rasa pencapaian dan kepuasan pribadi. Hal ini dapat membantu mengalihkan perhatian dari kecemasan dan memberikan perasaan positif.
  • Mintalah bantuan profesional: Jika kecemasan atau stres yang dihasilkan dari panic buying terus berlanjut dan mengganggu keseharian, penting untuk mencari bantuan dari tenaga profesional seperti psikolog atau konselor. Mereka dapat memberikan dukungan dan strategi koping yang efektif.

PENEKANAN DALAM PENTINGNYA MENJAGA KESEHATAN MENTAL DAN AJAKAN UNTUK TETAP TENANG UNTUK MENJAGA KESEHATAN MENTAL

Di tengah situasi panic buying, menjaga keseimbangan mental menjadi hal yang sangat penting untuk menghadapi tantangan dengan lebih baik dan melindungi kesehatan pikiran kita. Mari kita tetap tenang, bertindak dengan bijak, dan mengutamakan kesehatan mental kita di tengah situasi panic buying. Dengan menjaga ketenangan dan mengambil keputusan yang bijak, kita dapat melindungi diri kita sendiri dan menciptakan lingkungan yang lebih stabil secara emosional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun