Mohon tunggu...
Wisnu Djatiprasodjo
Wisnu Djatiprasodjo Mohon Tunggu... Freelancer - Wisnu DjatiPrasodjo adalah freelancer blogger.

Wisnu DjatiPrasodjo adalah penulis dan fotografer. Dengan tulisan banyak tentang lifestyle Travelling dan apa yang menurutnya menarik. Juga suka mendokumentasikan hal yang menarik dan dapat dilihat di IG nya djagadfoto. Selain penulis dan fotografer Wisnu adalah seorang Konsultan. Sekarang sedang bekerja sebagai Secap spesialis (social, environment, climate assessment procedure.).

Selanjutnya

Tutup

Horor

Jejak Terakhir Ibu Malam

18 Agustus 2024   01:00 Diperbarui: 18 Agustus 2024   01:09 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu Malam Masih Mengintai/dok. pri

Di sebuah apartemen di Jakarta, Sinta yang tengah menikmati waktu santainya tiba-tiba menerima telepon dari Saskia. "Sinta, kamu harus hati-hati. Ibu Malam sedang mencarimu. Arina sedang dalam perjalanan untuk menemuimu," suara Saskia terdengar penuh kekhawatiran.

"Apa? Ibu Malam? Maksudmu yang jahat itu?" Sinta bertanya dengan nada cemas.

"Ya, Sinta. Jangan keluar dari apartemenmu. Arina punya cara untuk melindungimu, tapi kau harus tetap di dalam sampai dia sampai," Saskia menjelaskan.

Beberapa menit kemudian, Arina tiba di apartemen Sinta. Dengan wajah serius, Arina segera membuka kitab kuno yang ia bawa. "Aku akan melantunkan mantra perlindungan ini. Tapi kau harus tetap tenang, Sinta," kata Arina sambil mulai membaca mantra dari kitab itu.

Di sisi lain kota, Raka, Saskia, dan Bagas sedang melaju kencang menuju Jakarta. Bagas yang biasanya pendiam kini tampak gelisah. "Aku merasa sesuatu yang buruk akan terjadi. Kita harus segera sampai!" Bagas berkata dengan tegas.

Namun, suasana tegang itu sedikit mereda ketika tiba-tiba mobil mereka berguncang keras setelah melintasi jalan berlubang. Saskia, yang duduk di samping Bagas, kehilangan keseimbangan dan tanpa sengaja menyentuh dada Bagas. Dengan segera, dia melihat tanda lahir yang ada di sana.

"Heh, tunggu sebentar! Tanda lahirmu sama persis dengan punyaku!" kata Saskia sambil tertawa kecil, mencoba meredakan ketegangan.

Bagas tersipu malu, tetapi Raka yang duduk di kursi pengemudi segera menginterupsi, "Fokus, kalian berdua. Kita sedang dalam misi penyelamatan, ingat?"

"Maaf, tapi ini serius, Raka," Saskia kembali serius. "Aku penasaran, kenapa kita bisa punya tanda lahir yang sama?"

"Ada banyak yang harus dijelaskan nanti, Saskia. Tapi yang pasti, ini bukan kebetulan," jawab Bagas dengan nada misterius.

***

Sementara itu, di apartemen Sinta, Ibu Malam sudah berhasil menemukan lokasi mereka. Dengan kekuatan gelapnya, dia mulai merusak perlindungan yang telah Arina buat. "Kau pikir mantra itu bisa melindungimu dari aku?" Ibu Malam tertawa sinis, suaranya bergema di seluruh ruangan.

Arina tetap berdiri tegak di depan Sinta, tidak goyah sedikit pun. "Jangan anggap remeh kekuatan cahaya, Ibu Malam. Kegelapanmu tidak akan bertahan selamanya."

Ibu Malam menyerang dengan kekuatan penuh, namun tiba-tiba, pintu apartemen terbuka dan Raka, Saskia, dan Bagas masuk. "Arina, kami di sini untuk membantu!" Raka berteriak sambil maju ke depan, mencoba menghadang Ibu Malam.

Pertarungan sengit pun terjadi. Raka dan Bagas bergantian menyerang, sementara Arina melindungi Sinta dengan mantra dari kitab kuno. Namun, kekuatan Ibu Malam terlalu besar. Dalam satu serangan, Ibu Malam berhasil membuat Raka terjatuh ke lantai. Dia mendekat, bersiap memberikan serangan terakhir.

Tiba-tiba, Saskia melihat sesuatu yang mencuri perhatiannya---tanda lahir di dada Bagas mulai bersinar terang. "Bagas! Lihat tanda lahirmu!" Saskia berteriak.

Bagas yang mulai menyadari kekuatan dalam dirinya, bangkit dengan semangat baru. Dia menatap Ibu Malam dengan penuh keyakinan. "Ini saatnya kau kalah, Ibu Malam!" Bagas berkata, lalu mengeluarkan seluruh kekuatan bantengnya dalam satu serangan dahsyat.

Ibu Malam terpental ke belakang, menjerit marah. "Kalian tidak akan bisa mengalahkanku!" jeritnya. Tetapi kekuatannya mulai memudar, dan cahaya dari tanda lahir Bagas semakin terang, membuat Ibu Malam kesulitan untuk melawan.

Sementara itu, Arina melantunkan mantra terakhir dari kitab kuno, memperkuat perisai pelindung di sekitar Sinta. Dengan kekuatan bersama, mereka berhasil membuat Ibu Malam semakin terdesak.

Namun, sebelum benar-benar menghilang, Ibu Malam melepaskan tawa menyeramkan, "Kalian pikir ini sudah berakhir? Aku akan kembali, dan kali ini, Sinta tidak akan selamat!" Setelah mengatakan itu, Ibu Malam menghilang dalam kegelapan malam, meninggalkan ancaman yang menggantung di udara.

***

Setelah pertempuran selesai, mereka semua duduk kelelahan. Raka mendekati Saskia, yang masih memandangi tanda lahir di dada Bagas dengan ekspresi bingung. "Apa ini berarti kita punya hubungan keluarga atau sesuatu?" Saskia bertanya.

Bagas hanya tersenyum lemah. "Mungkin kita punya ikatan yang lebih dalam dari yang kita kira. Tapi yang jelas, kita semua terhubung oleh takdir."

Raka menatap Saskia dengan penuh kasih, merasakan kelegaan bahwa mereka semua masih selamat. "Yang penting, kita semua di sini. Dan kita akan menghadapi apa pun yang datang bersama-sama."

Sementara itu, Arina, yang masih memegang kitab kuno, berkata, "Pertempuran ini mungkin belum berakhir, tapi kita tahu lebih banyak sekarang. Dan itu artinya kita bisa bersiap lebih baik."

Sinta, yang masih gemetar setelah kejadian tersebut, mendekati Raka. "Terima kasih sudah datang untukku. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kalian tidak muncul."

Raka mengangguk, merangkul Saskia. "Kita semua akan melindungi satu sama lain, Sinta. Ibu Malam mungkin belum kalah, tapi kita akan selalu siap."

Dengan ancaman Ibu Malam yang masih menggantung, mereka sadar bahwa perjuangan mereka belum selesai. Namun, mereka bertekad untuk melanjutkan pencarian mereka akan jawaban dan kekuatan yang bisa mengalahkan kegelapan itu untuk selamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun