Mohon tunggu...
Wisnu Djatiprasodjo
Wisnu Djatiprasodjo Mohon Tunggu... Freelancer - Wisnu DjatiPrasodjo adalah freelancer blogger.

Wisnu DjatiPrasodjo adalah penulis dan fotografer. Dengan tulisan banyak tentang lifestyle Travelling dan apa yang menurutnya menarik. Juga suka mendokumentasikan hal yang menarik dan dapat dilihat di IG nya djagadfoto. Selain penulis dan fotografer Wisnu adalah seorang Konsultan. Sekarang sedang bekerja sebagai Secap spesialis (social, environment, climate assessment procedure.).

Selanjutnya

Tutup

Horor

Cincin Terlarang dan Sang Penjaga

16 Agustus 2024   05:16 Diperbarui: 16 Agustus 2024   07:06 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cincin Terlarang dan Sang Penjaga 

Prolog

Setelah menikah, Raka dan Saskia tak lagi merasa nyaman di rumah mereka. Teror Ibu Malam semakin menjadi-jadi, menghantui setiap sudut ruangan, terutama di malam hari. Mereka memutuskan untuk pindah ke luar kota, berharap bisa melarikan diri dari bayangan kelam yang terus mengejar mereka. Namun, di tengah persiapan kepindahan itu, sebuah temuan mengejutkan mengubah segalanya.

Bagian 1: Penemuan yang Mengubah Segalanya

Sinar matahari sore menerobos melalui celah-celah jendela gudang tua. Raka sedang sibuk mengemas barang-barang ketika matanya tertuju pada sebuah kotak kayu yang tampak usang, tersembunyi di antara tumpukan barang-barang lama. Dengan penasaran, ia membuka kotak itu dan menemukan sebuah cincin perak berukir rumit, sebuah keris kecil, dan secarik kertas kuno yang sudah kusam.

Raka: "Apa ini? Sepertinya barang peninggalan leluhur... tapi kenapa disimpan di tempat seperti ini?"

Saat jari-jarinya menyentuh cincin itu, sebuah getaran aneh merambat melalui tubuhnya. Seketika, bayangan mengerikan tentang seorang wanita---wajah penuh amarah dan ketakutan---berkelebat di benaknya. Sosok itu adalah Ibu Malam, dalam kilatan peristiwa tragis yang menewaskannya di masa lalu.

Saskia, yang mendekat untuk melihat apa yang ditemukan Raka, ikut merasakan ada yang tidak beres.

Saskia:"Raka, aku merasa benda ini bukan benda biasa. Sepertinya ada sesuatu yang mengerikan terkait dengan cincin itu."

Raka menatap cincin itu dengan tatapan berat. "Aku juga merasa begitu. Mungkin ini yang selama ini mengikat kita dengan Ibu Malam."

Bagian 2: Masa Lalu yang Terungkap

Di malam harinya, ketika mereka masih bingung dengan temuan tersebut, Sinta---mantan kekasih Raka---datang dengan wajah penuh kekhawatiran. Ia mendesak agar Raka tidak pindah.

Sinta: "Raka, jangan pergi. Jika kau meninggalkan tempat ini, Ibu Malam akan semakin kuat. Dia akan menemukanmu, dan kita semua akan dalam bahaya. Cincin itu... dulu adalah milik leluhurmu, seorang pria yang pernah mencintai Ibu Malam saat dia masih hidup. Namun, cinta mereka terlarang dan berakhir dengan kematian tragis Ibu Malam. Dia dibunuh oleh warga desa karena dianggap sebagai penyihir, dan rohnya terikat pada cincin itu. Itulah sebabnya dia terus mengejar keturunan leluhurmu."

Raka terdiam, merasa ngeri mendengar penjelasan Sinta. Sementara itu, Saskia berusaha memahami situasi yang semakin rumit.

Saskia: "Jadi... selama ini, kita dihantui karena cinta terlarang yang tidak pernah terselesaikan? Tapi kenapa harus kita yang menanggungnya?"

Sinta: "Ibu Malam tidak akan berhenti sampai dia mendapatkan pembalasan. Cincin itu adalah simbol pengkhianatan, dan dia ingin agar keturunan leluhurmu merasakan penderitaan yang sama."

Bagian 3: Usaha yang Gagal dan Kedatangan Sang Penjaga


Keesokan harinya, Arina, teman dekat Saskia yang memiliki pengetahuan tentang hal-hal mistis, datang untuk membantu. Dia membawa alat-alat khusus untuk menghancurkan cincin dan keris tersebut, dengan harapan bisa memutuskan hubungan Ibu Malam dengan dunia mereka.

Arina:"Aku akan mencoba menghancurkan ini. Mungkin dengan menghancurkan benda-benda ini, kita bisa mengakhiri teror ini."

Namun, saat Arina mulai mencoba menghancurkan cincin dan keris itu, sebuah kekuatan tak terlihat menahannya. Angin kencang tiba-tiba berhembus, membuat lilin di sekitarnya padam, dan bayangan Ibu Malam muncul di dinding.

Ibu Malam (berbisik dengan suara seram):"Tak ada yang bisa menghancurkan kutukan ini... Kalian semua akan menderita seperti aku..."

Raka, Saskia, Sinta, dan Arina berusaha bertahan, tapi kekuatan Ibu Malam semakin kuat. Ketika mereka hampir putus asa, tiba-tiba pintu rumah terbuka dengan keras, dan seorang pria tinggi dengan leher panjang masuk. Pria itu memiliki aura kekuatan dan keberanian yang luar biasa.

Pria berleher panjang:"Namaku Bagas, aku keturunan dari pahlawan yang pernah menghadapi Ibu Malam. Leluhurku adalah seorang dukun sakti yang menolak cinta Ibu Malam dan mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan desa. Kekuatan yang dia wariskan padaku akan membantu kalian."

Bagas menggunakan kekuatannya untuk melindungi Raka dan yang lainnya dari serangan Ibu Malam. Dengan tenaga seperti banteng, ia berhasil menahan angin jahat yang diciptakan Ibu Malam dan menciptakan perlindungan bagi mereka.

Bagian 4: Pertempuran Terakhir

Dengan bantuan Bagas, mereka berhasil mengumpulkan kekuatan untuk menghadapi Ibu Malam. Namun, Ibu Malam tidak akan pergi begitu saja. Dia muncul dalam bentuk yang lebih menyeramkan, dengan mata merah menyala dan rambut yang menjuntai panjang, mencoba meraih cincin leluhur yang dipegang Raka.

Ibu Malam (dengan suara menggelegar): "Kalian tidak akan pernah bisa lepas dariku! Cinta kalian tidak akan pernah sekuat kebencian yang aku bawa!"

Bagas menyuruh Raka memegang cincin itu dengan kuat. "Kau harus menghadapi ketakutanmu, Raka. Cincin ini adalah kunci untuk mengakhiri semua ini. Kau harus memutuskan ikatan masa lalu dengan kekuatan cinta dan pengorbanan."

Dengan Saskia di sisinya, Raka berdoa dalam hati, memohon agar kutukan ini bisa diakhiri. Bersama-sama, mereka mengangkat cincin itu dan membiarkan kekuatan Bagas menyatu dengan doa mereka. Ibu Malam menjerit dengan marah, tapi kekuatan cinta dan pengorbanan yang mereka keluarkan cukup kuat untuk mengusirnya.

Dalam ledakan cahaya yang menyilaukan, Ibu Malam lenyap, dan keheningan menyelimuti mereka. Bagas, dengan napas berat, menatap Raka dan Saskia dengan senyum tipis.

Bagas:"Kalian sudah melakukan apa yang seharusnya dilakukan sejak dulu. Cinta yang sejati mampu mengalahkan kebencian dan dendam. Sekarang, kalian bisa hidup dengan tenang."

Bagian 5: Akhir yang Baru

Dengan kutukan Ibu Malam yang akhirnya berakhir, Raka dan Saskia bisa melanjutkan hidup mereka dengan damai. Mereka memutuskan untuk tetap tinggal di rumah itu, yang kini terasa lebih hangat dan penuh cinta.

Sinta, yang menyadari bahwa Raka dan Saskia telah ditakdirkan untuk bersama, akhirnya merelakan Raka dan memilih untuk melanjutkan hidupnya. Sedangkan Bagas, setelah menyelesaikan misinya, kembali ke tempat asalnya, membawa serta kenangan dan kebijaksanaan yang telah dia berikan kepada Raka dan Saskia.

Raka:"Aku bersyukur kita bisa melewati semua ini, dan kita bisa mulai hidup baru tanpa bayangan masa lalu."

Saskia (tersenyum lembut):"Ya, kita sudah melalui banyak hal. Kini saatnya kita membangun kebahagiaan kita sendiri."

Dengan segala rintangan yang telah mereka hadapi bersama, Raka dan Saskia tahu bahwa cinta mereka telah teruji. Mereka percaya bahwa selama mereka bersama, tidak ada kekuatan jahat yang bisa mengalahkan mereka. Dan meski Ibu Malam telah lenyap, kenangan akan perjuangan mereka akan tetap hidup, menjadi bagian dari kisah cinta mereka yang abadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun