Saya pernah beberapa kali terpilih menjadi ketua kelas. Saya yakin bahwa saya terpilih karena lebih banyak teman yang senang dengan saya ketimbang teman saya yang tidak terpilih, bukan karena kompetensi kepemimpinan saya. Saya terpilih, bukan saya menang atau lebih unggul dari teman yang lain.
Sekarang ini, setelah sekian tahun kami lulus sekolah, beberapa teman yang tidak pernah terpilih menjadi ketua kelas itu telah menjadi perwira menengah di TNI. Mereka beberapa kali menjadi komandan di kesatuan-kesatuan tempat mereka ditugaskan. Jelas sekali mereka (sebetulnya) memiliki kompetensi kepemimpinan yang lebih baik dari saya. Jadi, pemilihan ketua kelas saya dulu itu, saya terpilih, bukan menang atau unggul.
Kesimpulannya, dalam demokrasi, menurut saya, tidak ada yang menang atau kalah. Yang ada adalah mereka yang dipilih lebih banyak orang/pihak dan mereka yang dipilih oleh orang/pihak yang jumlahnya tidak melebihi pemilih pihak lainnya. Jadi, tidak ada istilah menang atau kalah dalam demokrasi. (Mestinya) rakyatlah pemenangnya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H