Menegaskan hal itu dalam melakoni dunia keseharian Jeihan berpesan agar kita terus Syukur dan Tafakur: mari kita cuci/ diri kita dengan/ peluh sendiri/ di siang hari// dan/ mari kita basuh/ hati kita dengan/ air mata sendiri/ di malam hari.
Materialisme bukanlah segala-galanya. Diperlukan keseimbangan. Duniawi dan ukhrawi sama-sama penting. Berserah diri sebagai jalan Ketuhanan berarti tetap memuliakan kemanusiaan. Untuk menempuhnya, jalan kesenian bisa dijadikan pilihan.
Jeihan Sukmantoro sudah dan sedang menempuhnya dengan menekuni dua jenis seni. Maka, lahirlah pengakuan darinya yang berbunyi Kaki kanan saya seni rupa, kaki kiri saya sastra, dengan keduanya saya menuju langit.
Itulah contoh nyata arti konsistensi. Sebuah ide sekaligus perjuangan yang mesti menjadi inspirasi bagi setiap insan yang memuliakan makna ketuhanan, kehidupan, dan kesederhanaan. Itulah cara yang diretas  Jeihan dan Bandung menjadi saksi perjalanan yang tak terpisahkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H