Mohon tunggu...
Kompasiana Cibinong
Kompasiana Cibinong Mohon Tunggu... Guru - Kompasiana Cibinong, menulis berita dan cerita dalam bahasa Sunda dan Indonesia

Kompasiana Cibinong, menulis berita dan cerita dalam bahasa Sunda dan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

81 Tahun Pelukis Mata Hitam dan Jalan Kesederhanaan Jeihan

29 September 2019   07:45 Diperbarui: 29 September 2019   10:54 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: Indonesia.go.id

Menegaskan hal itu dalam melakoni dunia keseharian Jeihan berpesan agar kita terus Syukur dan Tafakur: mari kita cuci/ diri kita dengan/ peluh sendiri/ di siang hari// dan/ mari kita basuh/ hati kita dengan/ air mata sendiri/ di malam hari.

Materialisme bukanlah segala-galanya. Diperlukan keseimbangan. Duniawi dan ukhrawi sama-sama penting. Berserah diri sebagai jalan Ketuhanan berarti tetap memuliakan kemanusiaan. Untuk menempuhnya, jalan kesenian bisa dijadikan pilihan.

Jeihan Sukmantoro sudah dan sedang menempuhnya dengan menekuni dua jenis seni. Maka, lahirlah pengakuan darinya yang berbunyi Kaki kanan saya seni rupa, kaki kiri saya sastra, dengan keduanya saya menuju langit.

Itulah contoh nyata arti konsistensi. Sebuah ide sekaligus perjuangan yang mesti menjadi inspirasi bagi setiap insan yang memuliakan makna ketuhanan, kehidupan, dan kesederhanaan. Itulah cara yang diretas  Jeihan dan Bandung menjadi saksi perjalanan yang tak terpisahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun