Setiap bisnis selalu ada kelebihan dan kekurangannya. Berbisnis dengan orang tak dikenal butuh energi yang luar biasa untuk meyakinkan bahwa apa yang kita tawarkan memang layak untuk dijual dan dipercaya.Â
Berbisnis dengan teman memang tak terlalu butuh energi besar apalagi bila memang sudah kenal luar dalam, namun tetap saja ada perasaan tak tega kalau ada masalah.
Buat pemula, berbisnis dengan teman merupakan short cut untuk memotong waktu pengenalan diri alias promosi untuk memperoleh kepercayaan.Â
Kita tak perlu lagi berbasa basi mengetuk pintu ke pintu pada orang tak dikenal untuk berbisnis bersama. Dukungan jaringan pertemanan bisa menjadi promosi gratis buat usaha yang baru saja dirintis. Namun berbisnis dengan teman juga tak luput dari masalah.
Biasanya di awal memulai usaha, segalanya berjalan lancar. Setiap ada masalah selalu berusaha ditanggulangi bersama. Namun lama kelamaan, bila bisnis ternyata semakin merugi, mulailah saling menyalahkan satu sama lain dan tidak terima disalahkan.Â
Silaturahmi yang sudah lama terjalin bisa putus selamanya hanya gara-gara bisnis tidak lancar. Masih untung bila tidak ada pihak yang menuntut kerugian, kadang-kadang bahkan sampai ke pengadilan.
Bisnis yang mulai menghasilkan untungpun tak luput dari masalah. Sifat dasar manusia akan terlihat ketika melihat uang melimpah di depan mata.Â
Ada yang mengklaim kalau itu merupakan hasil jerih payahnya sendiri, ada pula yang takabur memutar uang di bidang lain yang tak dikuasainya. Kalau tak pandai mengelola, bisa terjadi perebutan keuntungan yang biasanya berujung pada pecah kongsi.Â
Kelemahan berbisnis dengan teman sebenarnya cuma satu, ada rasa tidak tega atau ewuh pakewuh kalau ada suatu masalah.Â
Mau membicarakan langsung takut menyinggung perasaan, kalau tidak dibicarakan bakal jadi api dalam sekam yang sewaktu-waktu bisa meledak di kemudian hari. Jadi serba salah memang, kecuali memang kedua belah pihak punya rasa tepo seliro yang sama.
Dalam bisnis dikenal idiom 'Uang tak kenal teman'. Jadi kadang harus sedikit tega kalau sudah menyangkut urusan uang, tak peduli teman atau bukan.Â
Pembukuan harus strict dan semua tercatat mulai dari modal awal hingga pemasukan dan pengeluaran, termasuk modal barang milik pribadi diperhitungkan sebagai modal.Â
Misalnya garasi rumah atau mobil yang dipakai untuk berdagang, masukkan dalam biaya sewa walau dibayarnya nanti setelah ada keuntungan. Tidak ada istilah amal atau pengorbanan dalam berbisnis, semua harus terukur agar tidak ada pihak yang dirugikan.
Disiplin dan kejujuran dalam pembukuan merupakan kunci sukses berbisnis dengan teman. Kesampingkan dulu perasaan tidak tega karena inilah titik lemah sebenarnya dalam berbisnis dengan teman.Â
Disiplin untuk tidak mencampur uang pribadi dengan uang usaha, membayar semua tagihan tepat waktu agar tidak ada tunggakan. Kejujuran dalam pembukuan seperti tidak mengurangi keuntungan perusahaan, bagi hasil yang adil dan proporsional sesuai dengan modal dan upaya yang dikeuarkan.
Tega bukan berarti jahat, tapi lebih kepada ketegasan dalam bersikap. Jangan karena tidak enak hati kita diamkan saja sebuah kesalahan kecil yang pada akhirnya bisa membesar di kemudian hari.Â
Tegurlah atau ingatkanlah walau mungkin akan menanamkan luka yang membekas di hatinya. Lebih baik selesaikan setiap masalah segera agar bisnis tetap lancar daripada terkungkung oleh perasaan tidak enak.Â
Kalau sudah tidak ada jalan keluar, sebaiknya segera berpisah bisnis dari awal namun tetap menjaga silaturahmi daripada didiamkan malah benar-benar putus nantinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HTak ada pertemanan dalam urusan uang