Belakangan mereka baru mengaktifkan kembali kanal yutubnya sejak setahun lalu serta menerima sponsor kecil-kecilan. Hebatnya, sudah tahun kelima menjelajah Indonesia mereka masih bisa bertahan hidup dan akan terus melanjutkan perjalanan pasca pandemi ini berakhir.Â
Selama empat tahun terakhir mereka sudah menjelajahi Sumatera hingga ke Sabang, lalu kembali ke Jawa, menyusuri Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, hingga Sumba, dan terakhir terdampar di Sulawesi mulai dari Bira, Makassar, Mamuju, hingga Palu.
Berbagai pengalaman suka dan duka telah dilalui. Sukanya mereka banyak memperoleh teman baru dalam perjalanan, menikmati keindahan dan kekayaan alam Indonesia, serta serunya perjalanan melintasi hutan dan kebun yang sepi.Â
Selama dalam perjalanan selalu saja ada orang yang membantu, mulai dari sekedar menjamu makan siang, mengantar jalan-jalan, hingga menyediakan penginapan gratis untuk mereka tinggal. Bahkan ada meminjamkan rumah untuk ditinggali selama berbulan-bulan dan ada pula yang menggratiskan jasa servis mobilnya ketika harus turun mesin, serta menyeberang pulau secara gratis waktu di Sumba dan Flores.
Dukanya, pada tahun pertama saja mereka sudah kemalingan di kampungnya sendiri. Laptop dan kamera hilang sehingga ada beberapa file perjalanan yang ikut lenyap karena belum sempat dipindah ke harddisk. Mereka juga sempat kehabisan uang di tengah hutan, tidak ada ATM sehingga terpaksa menumpang makan di rumah penduduk. Seruling Senja juga sempat tiga kali turun mesin, pertama di Pekanbaru, kemudian di Banyuwangi, dan ketiga di Sumba. Terakhir Seruling Senja harus diopname lagi di Palu sehingga Bang Den terpaksa dipinjami mobil om Ilyas untuk tetap bisa jalan-jalan.
Kesasar di jalan itu sudah biasa, bahkan justru dengan kesasar ini mereka menemukan tempat-tempat baru. Seperti ketika di Malino, awalnya mereka berencana pergi ke Kendari, eh ketika sampai di Sidrap malah balik arah menuju ke Mamuju hingga sekarang terdampar di Palu. Rupanya mereka lebih tertarik menjelajah hingga Manado baru menyeberang ke Ternate daripada dari Kendari langsung ke Ambon. Target mereka saat ini adalah sampai ke Merauke, baru kemudian berpikir lagi hendak ke mana.
Selama dalam petualangan mereka hidup ini jadi terasa ringan, lepas dari tekanan dan beban yang menyebabkan hilangnya jati diri akibat hanya memenuhi kebutuhan sesuai tuntutan lingkungan. Perjalanan mereka bukan sekedar mendatangi tempat wisata, melintasi jalan panjang tanpa makna, tapi justru merasakan bagaimana tinggal dan menetap bersama penduduk setempat untuk meresapi kondisi sosial, merasakan keindahan alam, serta spirit di setiap daerah yang harus direkam dalam benak.
Kami hidup nomaden, tidak punya konsep rumah, tapi kami punya banyak tempat indah untuk tinggal. (Bang Den)
Memang pada tahun pertama mereka perlu beradaptasi untuk melepaskan rantai-rantai yang selama ini membelenggu kehidupan, merobohkan dinding penjara yang mengikat selama ini dalam bentuk kerja kantoran dan rutinitas sehari-hari. Apalagi Kak Beda selalu khawatir dan deg-degan saat tiba di daerah baru, dimana mereka tidur, lalu nyuci baju gimana, orang-orangnya baik atau tidak. Namun seiring berjalan waktu, mereka tak lagi memikirkan dimana tinggal atau bagaimana cara mendapatkan uang untuk membiayai perjalanan. Lebih penting bagi mereka menikmati perjalanan dengan segala suka dan dukanya daripada memikirkan hal-hal yang membelenggu kehidupan.
Untuk menghidupi perjalanannya hingga sekarang, pasangan ini menjual merchandise berupa kaos dengan berbagai ukuran serta motifnya yang selalu berubah-ubah, dan mug berbagai corak, dan cutting sticker dengan tulisan Road Trip Indonesia. Selain itu mereka juga terima sponsor yang ditempel di body mobil mereka. Tapi harus diakui kontribusi teman-teman baru yang ditemui sepanjang perjalanan itulah yang menyokong hidup mereka bertahan sampai lima tahun di jalan.
Sementara itu kanal yutubnya walau subscribernya belum sampai 100 Ribu, namun perlahan tap pasti terus menanjak. Saat saya pertama kali buka di bulan Januari subscribernya baru sekitar 50 Ribuan, namun dalam jangka enam bulan sekarang sudah mencapai 87,8 Ribu. Jumlah videonya hingga hari ini ada 93 judul dengan durasi rata-rata sekitar 5-10 menit di awal tayang dan sekarang sekitar 15-20 menit, dengan jumlah penonton rata-rata 20-50 Ribuan, malah ada beberapa video yang ditonton hingga ratusan ribu kali, bahkan ada satu video dilihat hingga 2,9 juta penonton.