Caranya, ambil data post mortem untuk pasien yang meninggal dan ante mortem untuk pasien yang dirawat, lalu ketemu deltanya. Sebagai contoh ternyata 98% yang meninggal itu ternyata penderita panu (ingat, ini cuma misal lho!!), maka dipetakan siapa saja yang panuan dan pisahkan mereka dari kelompok besar yang selamat. Mereka yang terkena panulah yang dibawa ke rumah sakit, agar tidak membuat penuh faskes yang ada. Sementara mereka yang selamat bisa tetap beraktivitas seperti biasa dengan mematuhi protokol kesehatan seperti menggunakan masker, menjaga jarak fisik, dan sebagainya.
Pemerintah juga seharusnya lebih sering mensosialisasikan humanity-nya, misalnya kampanye tentang olahraga, makanan sehat, berjemur untuk memperoleh vitamin D. Menurut Deddy berdasarkan penelitian Dr. Rhonda Patrick, sebagian besar pasien Covid-19 yang meninggal disebabkan oleh kekurangan vitamin D. Jadi salah satu cara untuk berperang dengan virus corona, tingkatkan asupan vitamin D dengan cara berjemur di bawah terik matahari.
Oleh karena itu daripada anggaran dihabiskan buat bansos dan PSBB, lebih baik alihkan buat pemetaan kerentanan pasien Covid-19, riset vaksin Covid-19 dan produksi massal, serta isolasi orang-orang yang rentan tertular virus. Indonesia harus ambil kesempatan untuk menemukan vaksin yang khas daripada menunggu dari Amerika atau negara lain yang belum tentu sama strainnya.
Saya tidak mengatakan pendapatnya benar atau salah, namun bisa dipertimbangkan mengingat kondisi masyarakat Indonesia yang majemuk termasuk perilakunya dan sulitnya PSBB diterapkan. Setiap negara punya ciri khas sendiri yang belum tentu bisa dipraktekkan di negara lain. China, Malaysia, Vietnam, boleh saja bangga telah berhasil melalui badai corona, tapi strategi mereka belum tentu tepat diterapkan sepenuhnya di Indonesia. Siapa tahu strategi ini berhasil, masyarakat bisa tetap beraktivitas seperti biasa, sementara yang rentan terlindungi dengan baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H