Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Mengubah Sepeda Balap Jadi Statis Saat #dirumahaja

10 Mei 2020   13:49 Diperbarui: 10 Mei 2020   13:50 1859
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersepeda Statis #dirumahaja (Sumber: dokpri)

Walau sekarang sedang masanya diam di rumah saja, bukan berarti tidak ada kegiatan olahraga sama sekali. Olahraga tetap penting dilakukan karena pada dasarnya manusia harus tetap bergerak walau hanya di tempat saja. 

Diam di rumah tanpa gerak badan dapat menurunkan imun tubuh yang memudahkan penyakit masuk ke dalamnya. Jadi tubuh tetap segar dan tidak kaku karena terlalu lama diam di rumah.

Biasanya saya dan bocah sering bersepeda di lingkungan sekitar rumah saat hari libur. Namun karena situasi sedang tidak memungkinkan, akhirnya sepeda balap yang biasa dipakai diubah menjadi sepeda statis seperti foto di atas. 

Daripada membeli sepeda statis yang harganya cukup mahal sementara kondisi sekarang harus berhemat pengeluaran, lebih baik memanfaatkan apa yang ada saja. Dengan ide ala McGyver, mulailah sepeda balap dimodifikasi menjadi sepeda statis dengan bantuan dongkrak mobil.

Saya memanfaatkan dongkrak mobil untuk menyangga as sepeda agar bisa terangkat sedikit sehingga ban belakang bisa berputar tanpa harus menyentuh lantai. Kebetulan ada dua dongkrak nganggur di rumah dan di mobil yang bisa digunakan sebagai penyangga. 

Dongkrak tersebut lalu diikat salah satu ujungnya di as sepeda yang biasa digunakan untuk boncengan. Karena menggunakan dongkrak dudukan bisa disetel ketinggiannya agar tidak jatuh saat dikayuh. Kalau kurang tinggi bisa ditambah batubata di bawahnya agar roda tidak menyentuh lantai.

Dongkrak Penyangga Sepeda (Sumber: dokpri)
Dongkrak Penyangga Sepeda (Sumber: dokpri)
Namanya juga modifikasi, menggunakannyapun juga harus hati-hati. Untuk menaikinya diperlukan ketenangan agar sepeda tidak goyang atau jatuh. Kalau dari arah kanan kaki kiri masuk menyeberangi badan sepeda tapi jangan sampai menyentuh bodi. Tangan berpegangan erat pada stang sementara kaki kanan harus kokoh menyangga sebelum pantat duduk di sadel. Setelah seimbang barulah kedua kaki menginjak pedal dan mulailah mengayuh pelan-pelan.

Saat mengayuh diusahakan agar tidak terlalu cepat, cukup kayuhan santai dengan kecepatan 10-20 km per jam saja. Kayuhan tidak boleh terlalu cepat karena akan menimbulkan getaran di as roda yang dapat menyebabkan sepeda terlepas dari dongkrak yang menyangganya. 

Gigi diusahakan stabil saja, tidak perlu dipindah-pindah karena perpindahan gigi juga bisa menyebabkan goyangan pada sepeda yang dapat berakibat jatuh atau keluar dari dongkrak penyangga.

Biasanya saya mengayuh sepeda hingga berkeringat, sekitar 15-20 menit saat sore hari menjelang berbuka puasa sambil ngabuburit. Sebelum naik sepeda diusahakan untuk senam terlebih dahulu agar tubuh tidak kaget dan kaku. 

Senam dilakukan mulai dari kepala, lengan, perut, hingga kaki dilemaskan. Lalu setelah bersepeda bisa dilanjutkan dengan lari-lari kecil atau jalan cepat sekitar 5-10 menit. Terakhir dilakukan pelemasan otot agar tidak kaget langsung berhenti olahraga.

Setelah istirahat sejenak, kemudian saya mandi untuk membersihkan diri sekaligus menyegarkan badan. Setelah mandi barulah bersiap-siap untuk berbuka puasa bersama keluarga. 

Biasanya menu berbuka hanya cemilan dan air hangat atau es buah yang tidak terlalu dingin, karena tubuh harus menyesuaikan suhunya jangan terlalu drastis dari panas setelah berolahraga lalu disambut dengan minuman dingin.

* * * *

Inilah olahraga yang dilakukan selama bulan puasa dalam kondisi #dirumahaja. Tak ada rotan akarpun jadi, tak ada sepeda statis dongkrakpun jadi, yang penting tetap berolahraga agar tubuh selalu bugar, tidak kaku, dan tetap sehat. Selain itu olahraga dapat meningkatkan imun tubuh untuk menghadapi covid19 dan penyakit lainnya selama belum ada vaksin atau obat yang tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun