Kalau melihat jadwal, sebenarnya Liverpool tak harus memainkan skuad U-23 nya, tapi cukup tim kedua mereka mengingat lawan yang dihadapi relatif mudah walau sempat ditahan seri. Lalu hari Minggunya bila lolos akan bertanding melawan Chelsea dengan tim inti. Setelah itu Liverpool masih bisa beristirahat satu minggu sebelum melawan Norwich City dan tiga hari kemudian bertandang ke Madrid. Artinya Liverpool tak perlu melepas peluang meraih Piala FA karena masih memiliki waktu istirahat yang cukup.
Liverpool sebaiknya tetap menurunkan pemain inti ketika melawan Chelsea (bila lolos nanti malam). Lagipula terlalu lama istirahat justru akan membuat pemain harus beradaptasi kembali untuk memanaskan mesinnya.
Strateginya mencampur pemain inti dengan sebagian pemain keduanya, lalu di pertengahan babak kedua tiga pemain inti diganti dengan tim kedua. Kalah atau menang tak terlalu penting, tapi menjaga peluang tersisa itulah yang harus diperjuangkan.
Satu lagi penyakit inkonsistensi yang selama ini menggelayuti Liverpool memang sudah mulai pudar, namun bukan berarti menghilang begitu saja. Beberapa kali Liverpool menunggu hingga injury time untuk memastikan kemenangan, bahkan sempat nyaris kalah lawan Aston Villa sebelum membalikkan keadaan di menit-menit akhir. Konsistensi inilah yang harus dijaga selain kebugaran pemain untuk memuluskan langkah meraih tangga juara Premier League yang sudah dinanti selama 30 tahun serta memecahkan rekor quintet winners yang belum pernah dimiliki tim Inggris manapun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H