Pola pikir pemerintah, juga masyarakat harus mulai berubah. Jangan lagi berpikir masyarakat miskin yang harus dibantu, tapi harus diberdayakan agar mampu berdiri sejajar dengan orang kaya.Â
Jangan biarkan yang miskin tetap menengadahkan telapak tangan ke atas terus menerus tanpa henti hingga tutup usia. Subsidi harus ada batas waktunya agar penggunaannya dapat dialihkan kepada yang lain lagi yang lebih membutuhkan.Â
Jangan pula subsidi dicabut tanpa memberdayakan masyarakat, namun dialihkan kepada dukungan usaha dalam bentuk lain seperti menyediakan tempat usaha berupa pasar atau selasar tempat berjualan, peralatan produksi, hingga pemasaran untuk menjaring calon konsumen.Â
Pemerintah juga harus memberikan stimulus seperti keringanan pajak pada orang kurang mampu yang ingin memulai usaha, bukan malah memberatkan dengan berbagai retribusi dan pungutan liar lainnya.
Sudah saatnya orang miskin atau kurang mampu diberdayakan, bukan lagi menjadi obyek subsidi seperti selama ini berjalan. Ketimpangan ekonomi baru akan berkurang bila orang miskin menjadi subyek dalam pembangunan yang turut serta berperan melalui usaha yang dikembangkannya. Dorong sektor yang produktif, berikan disinsentif buat sektor konsumtif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H