Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Karimunjawa, Teladan Pengelolaan Wisata Indonesia

27 Desember 2019   16:27 Diperbarui: 19 Mei 2023   18:51 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Terumbu Karang yang Cantik | Dokumentasi pribadi

Liburan tahun ini terasa agak istimewa karena bepergian lintas pulau dengan kapal. Selama ini kami sekeluarga biasa liburan touring dengan kendaraan pribadi atau pesawat terbang, kalaupun menggunakan kapal hanya menyeberang ke Bali serta ke Penang yang jaraknya hanya sepelemparan batu saja.

Sudah lama kami sekeluarga hendak liburan ke Karimunjawa, namun baru tahun inilah kesampaian niatnya. 

Prosesnya memang agak sedikit rumit karena harus pesan tiket kapal langsung ke agen lewat WA, walaupun di aplikasi juga tersedia. 

Untung saya tidak beli lewat aplikasi karena ketika saya telepon agen jadwal yang saya pilih di aplikasi sudah habis, padahal di aplikasi masih tersedia penuh.

Pantai Bobby | Dokumentasi pribadi
Pantai Bobby | Dokumentasi pribadi

Jadwal pun terpaksa dimajukan karena jadwal semula sudah fully booked. Butuh kesabaran untuk memesan via WA karena cukup lama responnya, total dua hari baru diproses mulai dari bertanya hingga pembayaran. 

Maklum, mungkin musim liburan jadi banyak juga yang pesan lewat WA sehingga agak repot kalau harus membalas satu per satu.

Singkat cerita, tiket sudah ditangan dan kami sekeluarga berangkat ke Jepara dengan travel karena khawatir parkiran mobil penuh. 

Benar juga, parkiran agak penuh walau masih ada satu dua slot kosong. Tiket via WA yang dicetak di rumah ditukar dengan boarding pass setiba di pelabuhan.

Pulau Cilik| Dokumentasi pribadi
Pulau Cilik| Dokumentasi pribadi

Siangnya kami berangkat menggunakan kapal cepat menuju Karimunjawa. Waktu tempuhnya sekitar dua setengah jam, dan sempat delay satu jam karena muatan penuh. 

Cuaca kebetulan cerah dan kapal berlayar dengan kecepatan tinggi. Padahal di musim angin timur sekarang ini cuaca tak tentu, kadang panas lalu tiba-tiba hujan dan badai menyebabkan ombak meninggi sehingga kapal bisa batal berangkat.

Karena sudah kesorean, kami hanya berkeliling alun alun saja sekalian makan malam. Esoknya baru tur laut dimulai dengan menyewa kapal secara privat. 

Kebetulan selain keluarga kami ada sepasang pengantin muda ikut sehingga biaya sewa dan lain-lain lebih murah dan nyaman ketimbang ikut grup tur yang ramai dengan harga rata-rata yang sama.

Pulau Menjangan Besar | Dokumentasi pribadi
Pulau Menjangan Besar | Dokumentasi pribadi

Perjalanan dimulai ke pulau Gosong, dilanjutkan snorkeling di perairan sekitar pulau Kecil. Setelah makan siang di pulau tersebut, snorkeling kedua dilakukan di lepas pantai Annora.

Terakhir sebelum pulang kami mampir ke pulau Menjangan Besar untuk melihat penangkaran ikan hiu dan bermain ayunan di pantai.

Esoknya sebelum pulang kami sempatkan menunggu sunrise di pantai Bobby dan berfoto ria di Bukit Love. Awalnya mau lanjut ke hutan mangrove, tapi karena hujan niat tersebut terpaksa diurungkan, diganti dengan mampir sebentar ke bukit Jokotuo. 

Siangnya kami kembali ke Jepara dengan menggunakan kapal yang sama. Selesai sudah liburan singkat tiga hari dua malam di Karimunjawa.

* * * *

Saya tak perlu cerita banyak tentang wisatanya. Namun dibalik itu ada beberapa catatan yang menurut saya layak untuk diteladani.

Jagalah Kebersihan | Dokumentasi pribadi
Jagalah Kebersihan | Dokumentasi pribadi

Pertama, kebersihan di setiap obyek wisata selalu terjaga dengan baik. Kalaupun ada sampah beberapa saat kemudian langsung dibersihkan petugas atau orang lokal. 

Memang masih terlihat tumpukan sampah di beberapa sudut, namun secara umum semuanya tampak bersih.

Terumbu Karang yang Cantik | Dokumentasi pribadi
Terumbu Karang yang Cantik | Dokumentasi pribadi

Lautnya juga masih jernih, tampak jelas ikan-ikan berkeliaran di dalamnya serta indahnya batu karang tanpa harus menyelam. 

Cukup snorkeling saja sudah terlihat keindahan aneka karang berwarna warni dan heterogennya biota laut termasuk aneka jenis ikan, bintang laut, kepiting, dan lain sebagainya.

Kedua, ini yang saya agak kaget melihat motor-motor diparkir lengkap dengan kunci masih tergantung, padahal bukan motor murah yang harganya di atas 20 jutaan. 

Itulah enaknya tinggal di pulau kecil, semua bisa terpantau tanpa takut hilang. Tidak ada yang berani nekat mencuri motor.

Kamar saya pun tak ada kuncinya, tapi tuan rumah menjamin keamanan di penginapan miliknya. Beliau cerita jarang sekali terjadi pencurian di sini, kalaupun ada pelakunya bukan orang lokal tapi sesama pelancong yang menginap di tempat yang sama atau berdekatan.

Sunset | Dokumentasi pribadi
Sunset | Dokumentasi pribadi

Ketiga, murah baik penginapan, makanan, maupun sewa motor. Masih ada kamar homestay dengan harga di bawah seratus ribu rupiah. 

Makanan laut seperti ikan juga tidak terlalu mahal, kisaran 40-90 ribu tergantung ukuran dan bisa dimakan ramai-ramai. Kalau mau keliling lebih baik sewa motor karena jauh lebih murah ketimbang sewa mobil. 

Saya sewa dua motor untuk 6 orang dan cukup diisi bensin dua liter sudah cukup buat keliling pulau.

Obyek wisatanya juga tidak mahal. Penangkaran hiu cuma 20 ribu per orang, anak kecil gratis, pantai Bobby juga cuma 10 ribu per orang untuk kebersihan saja. 

Bukit Love juga cuma 10 ribu per orang dan anak kecil gratis. Bandingkan dengan pantai Anyer yang memalak pengunjung hingga ratusan ribu rupiah.

Keempat, keramahtamahan warganya yang membuat kita nyaman. Tidak tampak warga lokal yang agresif menawarkan barangnya seperti di tempat wisata lain. Calonya juga tidak berisik dan menekan wisatawan setiba di pelabuhan.

Mereka sadar, hidupnya sangat tergantung dengan wisata. Kalau warga lokal tidak ramah wisatawan akan menghilang dengan sendirinya. Dengan atau tanpa tip mereka tetap tersenyum manis melayani wisatawan tanpa kecuali.

Karimunjawa bisa menjadi contoh bagaimana suatu obyek wisata dikelola dengan baik tanpa campur tangan pemerintah. 

Kesadaran warga akan ketergantungan terhadap wisata membuat mereka tidak berani berbuat macam-macam yang dapat merugikan nama baik pulaunya sendiri.

Membangun kesadaran memang bukan hal yang mudah, tapi harus dimulai agar industri pariwisata dapat berkembang seperti keinginan presiden Jokowi yang berniat membangun 10 Bali baru. 

Keramahtamahan, kebersihan, keamanan, dan murah adalah hal yang mutlak harus diperhatikan untuk membuat wisatawan nyaman berkunjung ke obyek wisata tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun