Makanan laut seperti ikan juga tidak terlalu mahal, kisaran 40-90 ribu tergantung ukuran dan bisa dimakan ramai-ramai. Kalau mau keliling lebih baik sewa motor karena jauh lebih murah ketimbang sewa mobil.Â
Saya sewa dua motor untuk 6 orang dan cukup diisi bensin dua liter sudah cukup buat keliling pulau.
Obyek wisatanya juga tidak mahal. Penangkaran hiu cuma 20 ribu per orang, anak kecil gratis, pantai Bobby juga cuma 10 ribu per orang untuk kebersihan saja.Â
Bukit Love juga cuma 10 ribu per orang dan anak kecil gratis. Bandingkan dengan pantai Anyer yang memalak pengunjung hingga ratusan ribu rupiah.
Keempat, keramahtamahan warganya yang membuat kita nyaman. Tidak tampak warga lokal yang agresif menawarkan barangnya seperti di tempat wisata lain. Calonya juga tidak berisik dan menekan wisatawan setiba di pelabuhan.
Mereka sadar, hidupnya sangat tergantung dengan wisata. Kalau warga lokal tidak ramah wisatawan akan menghilang dengan sendirinya. Dengan atau tanpa tip mereka tetap tersenyum manis melayani wisatawan tanpa kecuali.
Karimunjawa bisa menjadi contoh bagaimana suatu obyek wisata dikelola dengan baik tanpa campur tangan pemerintah.Â
Kesadaran warga akan ketergantungan terhadap wisata membuat mereka tidak berani berbuat macam-macam yang dapat merugikan nama baik pulaunya sendiri.
Membangun kesadaran memang bukan hal yang mudah, tapi harus dimulai agar industri pariwisata dapat berkembang seperti keinginan presiden Jokowi yang berniat membangun 10 Bali baru.Â
Keramahtamahan, kebersihan, keamanan, dan murah adalah hal yang mutlak harus diperhatikan untuk membuat wisatawan nyaman berkunjung ke obyek wisata tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H