Saya berharap dirut baru pengganti AA dapat lebih ramah dengan konsumen. Minimal kembalikan program tiket promo dan kelas harga berjenjang seperti dulu, walau tak harus selalu murah banget, tapi bisa antara 60-70% dari tarif batas atas.
Dirut baru juga harus bisa mengkombinasikan rute gemuk dengan rute kurus agar tetap seimbang pemasukan dan pengeluaran. Carilah untung sebesar-besarnya dari rute gemuk, sebagian untuk mensubsidi rute kurus tapi menjangkau wilayah terpencil.
Kemudian fasilitas on board juga harus dibenahi. Kalau pasang wifi mahal, paling tidak ada colokan USB yang bisa digunakan untuk mengisi baterai karena dilarang menggunakan powerbank di atas pesawat.
Manjakan kembali konsumen dengan menu makanan yang lebih variatif, tidak itu-itu saja yang membosankan. Hidupkan kembali minuman pada penerbangan pendek karena tidak ada jual minuman di atas pesawat.
Terakhir, saya menunggu gebrakan dirut baru yang out of the box demi memanjakan konsumen. Apalagi dalam rangka mewujudkan 10 Bali baru, Garuda harus punya terobosan untuk menarik wisatawan berkunjung ke tempat-tempat tersebut.
Tanpa dukungan Garuda, percuma upaya pemerintah mempromosikan 10 Bali baru tersebut karena lokasinya memang jauh dan hanya mudah dijangkau oleh pesawat terbang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H