Saya pergi ke Barat dan melihat Islam, tapi tak ada Muslim
Saya pergi ke Timur dan melihat Muslim, tapi tak ada Islam
(Mohammad Abduh)
Islam pada hakitatnya berarti selamat atau pembawa keselamatan bagi seluruh umat manusia. Ajaran Islam yang disampaikan oleh Rasulullah SAW berisi petunjuk bagaimana seharusnya manusia menjalankan hidupnya sebagai kalifah fil ardi alias pemimpin di muka bumi ini.Â
Manusia harus jujur, disiplin, amanah, cerdas, sedekah baik harta maupun ilmu, serta menjauhi segala larangan seperti berbohong, mencuri, korupsi, dan sebagainya.
Rasul sendiri sudah memberi contoh dan seharusnya diteladani oleh umatnya. Namun ironisnya dewasa ini justru perilaku sebaliknya yang ditunjukkan oleh sebagian umatnya malah bertolak belakang dengan teladan yang telah ditunjukkan Rasul melalui sunahnya. Hanya ibadah ritual saja yang ditiru, namun tidak sampai kepada substansi dan filosofinya.
Sebuah penelitian yang dilakukan sejak lima tahun lalu oleh Hossein Askari, guru besar ekonomi dan politik University of Washington menunjukkan bahwa nilai-nilai Islam (diluar praktek ibadah) justru malah dipraktekkan oleh negara-negara dengan mayoritas penduduk non-muslim.Â
Penelitian dilakukan dengan menggunakan tiga parameter utama yaitu ekonomi, hukum dan pemerintahan, serta politik dan hak asasi manusia.Â
Dari penelitian terakhir tahun 2018 Selandia Baru menempati peringkat pertama sebagai negeri yang paling menerapkan nilai-nilai Islam dengan nilai tertinggi 9,2 alias mendekati sempurna, disusul oleh Swedia, Belanda, Islandia, dan Swiss.Â
Sementara negara Islam tertinggi berada pada peringkat ke-45 yaitu Uni Emirat Arab dengan nilai 6,18, disusul Albania, Malaysia, Qatar, dan Bosnia Herzegovina. Indonesia sendiri berada di peringkat 64 dengan nilai 5,05, pertanda berada di tengah-tengah.