Pertanyaannya adalah, mampukah menteri maupun wakil menteri dari generasi milenial mendobrak segala kekakuan aturan dalam birokrasi seperti telah diungkapkan di atas, atau malah justru sebaliknya. Mampukah pikiran-pikiran cemerlang dan out of the box para milenial tersebut mempengaruhi para birokrat yang rata-rata masih berpikiran kolonial? Atau malah sebaliknya, mereka terbawa arus besar yang sangat sulit untuk dilawan. Sudah banyak orang pintar dan sukses jadi korban ketika masuk birokrasi hanya karena terpaksa mengikuti arus.Â
Mungkin mereka akan kaget dan shock saat pertama kali ngantor di lingkungan kementerian yang jauh berbeda dibandingkan kantor mereka dulu. Namun perlahan saya berharap mereka mampu mengubah keadaan birokrasi yang sudah usang dan ketinggalan jaman ini. Kita tentu tak ingin orang sekelas Nadiem, Angela, dan Jerry bernasib seperti Anas Urbaningrum, Rohmin Dahuri, Dahlan Iskan (walau akhirnya berhasil menang di praperadilan) dan banyak lagi yang lain yang terjerat kasus korupsi atau sejenisnya.