Selain untuk mengangkut jamaah ke Masjidil Haram, kita juga bisa memanfaatkan bis shalawat tersebut keliling kota Mekah selama dilalui rutenya. Kita bisa bersilaturahmi dengan teman atau saudara yang kebetulan sedang pergi haji juga atau mukim di Mekah. Bisa juga untuk berbelanja di daerah lain seperti Jarwal, tapi kita ga bisa berhenti sembarangan, harus di depan hotel terdekat lalu dilanjutkan dengan berjalan kaki.
Keberadaan bis shalawat memang benar-benar membantu jamaah haji melaksanakan ibadah di Masjidil Haram dengan tenang. Jumlahnya juga cukup memadai walau kadang-kadang penuh sesak namun tak sampai menunggu lama untuk menunggu bis berikutnya.Â
Hanya masalah komunikasi saja yang perlu diperbaiki karena supirnya hanya bisa sedikit bahasa Indonesia dan Inggris, sementara para jamaah rata-rata tidak bisa bahasa Arab sehingga sering kelewat hotel tempat seharusnya jamaah turun.
Semoga ke depan rutenya diperluas tidak hanya sekadar mengangkut jamaah dari dan ke Masjidil Haram, tapi juga tersedia bis city tour seperttii di kota-kota besar lain di dunia. Selain Masjidil Haram, Mekah juga merupakan kota bersejarah tempat tumbuh dan berkembangnya agama Islam hingga menyebar ke seluruh penjuru dunia sehingga perlu didukung alat transportasi umum untuk menuju tempat-tempat bersejarah seperti gua Hira, Jabal Nur, Jabal Rahmah, Hudaibiyah, Jamarat, dan sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H