Keberangkatan haji kloter terakhir dari asrama haji Pondokgede kali ini benar-benar istimewa karena disertai dengan padamnya aliran listrik yang rupanya terjadi pada setengah pulau Jawa. Saat itu sekitar pukul 11.30 saya baru saja bangun dari istirahat sejenak di lantai 3 asrama ketika tiba-tiba aliran listrik mati total. Padahal saat itu para calon jamaah haji sedang bersiap-siap untuk sholat Dzuhur bersama di masjid dan hendak menggunakan lifft untuk turun.
Nyaris saja beberapa orang calon jamaah terjebak dalam lift ketika hendak turun menuju masjid. Beruntung lift masih berada di bawah ketika listrik mati dan kebetulan tidak ada yang naik sehingga tidak  ada yang terjebak di dalamnya.
Akhirnya para jamaah lansia dan berkebutuhan khusus yang menggunakan kursi roda urung turun ke bawah.
Sementara yang lain terpaksa menggunakan tangga darurat untuk turun menuju masjid atau sholat di kamar masing-masing.
Repotnya mati listrik bersamaan dengan jam makan siang yang disiapkan  di lantai satu, sementara jamaah menginap di lanttai dua hingga empat.
Terpaksa para petugas mengantar makanan untuk lansia dan jamaah berkebutuhan khusus hingga ke lantai tiga. Tentu ini cukup merrepotkan karena terbatasnya jumlah pettugas yang harus bolak balik naik tangga mengantar makanan ke kamar masing-masing.
Sejam kemudian genset baru dinyalakan, tapi tidak kuat dayanya untuk mengangkat lift. Hanya lampu dan pendingin udara yang berfungsi, itupun suhunya diset 25 derajat sehingga tidak terlalu dingin. Masih lumayanlah buat isi baterai hape yang mulai menipis karena belum sempat diisi pagi harinya.
Sayangnya internet ikut-ikutan padam sehingga saya gagal mengisi pulsa interrnet selama roaming di Arab Saudi. Padahal berjejer provider telekomunikasi di dalam area asrama haji.
Dalam kondisi normal kita tak perlu khawatir isi pulsa karena mereka sudah siap sedia menjual paket-paket roaming di tanah suci.
Namun padamnya listirk membuat jaringan telekomunikasi menjadi lemot sinyalnya, bahkan ada yang ikut-ikutan padam.
Kesulitan sempat terjadi ketika hendak menurunkan lansia dan pengguna kursi roda harus dipapah oleh jamaah lainnya karena lift belum juga berfungsi akibat listrik PLN yang belum juga menyala.
Untuk mengantisipasi hal itu, waktu kumpul dimajukan satu jam agar semua jamaah lengkap tak ada yang tertinggal.
Alhamdulillah semua bisa teratasi berkat kerjasama petugas dan jamaah. Semua lansia dan pengguna kursi roda sudah siap berangkat ke tanah suci.
Prosesnya itu sendiri dimulai dari penyerahan SPMA (surat pangggilan masuk asrama) dan bukti setoran lunas haji, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir kesehatan.
Setelah itu kita mendapatkan paket alat pelindung diri seperti masker, botol semprot, oralit, krim pegal linu, tisu basah, krim pegal-pegal, dan kantong pipis.Â
Selanjutnya pergelangan tangan dipasangi gelang, kalau di tangan kanan berarti perlu perhatian khusus, di tangan kiiri berarti dianggap sehat sempurna tanpa indikasi penyakit.
Saya sendiri kebagian tangan kanan, berarti harus diperhatikan, sementara istri di tangan kiri.
Gelang tersebut berisi nama, nomor paspor, bendera, dan nomor maktab. Lalu paspor yang sudah dicap imigrasi dan ditempel kertas (bukan stiker) visa haji dikembalikan.
Para jamaah haji juga memperoleh living cost atau biaya hidup selama beribadah haji sebesar 1500 Riyal atau sekitar 6 Juta Rupiah yang diberikan saat pembagian paspor.
Kemudian jamaah diangkut dengan bis menuju asrama untuk beristirahat hingga proses keberangkatan menuju bandara.
Setiba di asrama para jamaah menempati kamar sesuai nomor yang diberikan saat menerima paspor tadi.
Setelah selesai pemindaian, jamaah dikumpulkan di aula, dilepas oleh pejabat asrama menuju bis yang membawa mereka ke bandara Soetta.
Baru saja bis selesai menurunkan penumpang di bandara, tiba-tiba listrik mati total. Para petugas dan jamaah sempat kaget dan cemas karena khawatir penerbangan bakal tertunda.
Untunglah tak sampai semenit listrik kembali menyala, entah menggunakan genset atau apalah.
Setelah itu proses berjalan lancar, para jamaah mengantri cap paspor imigrasi Saudi Arabia yang membuka pos khusus di bandara Soetta. Pos imigrasi sendiri baru dibuka jam 12 malam agar hitungan tanggalnya sudah masuk 5 Agustus.
Beres urusan imigrasi para jamaah langsung naik ke pesawat udara menuju bandara King Abdul Azis di Jeddah. Selesailah sudah urusan haji di tanah air.
Terima kasih Kementerian Agama yang telah memfasilitasi jamaahpelaksanaan haji agar berjalan cepat dengan tetap sesuai aturan.
Walau sempat terganggu pemadaman listrik namun pelayanan tetap berjalan dengan baik hingga jamaah naik ke dalam pesaawat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H