Untuk mengantisipasi hal itu, waktu kumpul dimajukan satu jam agar semua jamaah lengkap tak ada yang tertinggal.
Alhamdulillah semua bisa teratasi berkat kerjasama petugas dan jamaah. Semua lansia dan pengguna kursi roda sudah siap berangkat ke tanah suci.
Prosesnya itu sendiri dimulai dari penyerahan SPMA (surat pangggilan masuk asrama) dan bukti setoran lunas haji, lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan akhir kesehatan.
Setelah itu kita mendapatkan paket alat pelindung diri seperti masker, botol semprot, oralit, krim pegal linu, tisu basah, krim pegal-pegal, dan kantong pipis.Â
Selanjutnya pergelangan tangan dipasangi gelang, kalau di tangan kanan berarti perlu perhatian khusus, di tangan kiiri berarti dianggap sehat sempurna tanpa indikasi penyakit.
Saya sendiri kebagian tangan kanan, berarti harus diperhatikan, sementara istri di tangan kiri.
Gelang tersebut berisi nama, nomor paspor, bendera, dan nomor maktab. Lalu paspor yang sudah dicap imigrasi dan ditempel kertas (bukan stiker) visa haji dikembalikan.
Para jamaah haji juga memperoleh living cost atau biaya hidup selama beribadah haji sebesar 1500 Riyal atau sekitar 6 Juta Rupiah yang diberikan saat pembagian paspor.
Kemudian jamaah diangkut dengan bis menuju asrama untuk beristirahat hingga proses keberangkatan menuju bandara.
Setiba di asrama para jamaah menempati kamar sesuai nomor yang diberikan saat menerima paspor tadi.