Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Sistem Error, Haruskah Kembali Menabung di Bawah Bantal?

20 Juli 2019   14:42 Diperbarui: 20 Juli 2019   15:37 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

* * * *

Baca Juga: Menabung di Bank (Tak) Lagi Menguntungkan

Kadang-kadang saya jadi berpikir kembali ke masa lalu untuk sebagian kasus menjadi solusinya, termasuk menabung di bawah bantal. Rekening bank hanya digunakan  untuk menampung gaji dan transaksi elektronik untuk pembelian barang-barang melalui marketplace. Sisanya diambil lalu disimpan dalam lemari besi yang jelas lebih aman. Toh menabung di bank juga tidak lagi untung karena bunganya sangat kecil sekali, malah kadang-kadang buntung karena tergerus biaya administrasi dan pajak pula.

Bukan berarti saya tidak perlu rekening lagi, tapi cukuplah rekening tersebut buat lalulintas transaksi saja, bukan untuk menyimpan uang dalam jumlah besar. Mau tak mau, suka tak suka, kita tetap membutuhkan rekening karena berbagai kemudahan yang ada di dalamnya.

Namun di balik kemudahan tersebut kita harus waspada terhadap berbagai aksi 'pencurian' rekening. Paling tidak harus rajin mencek dan men-skrinsyut saldo terakhir agar bisa dikomplain jika kejadian seperti barusan tadi terjadi kembali. Selain itu kita juga harus rajin mencetak buku tabungan sebagai bukti fisik apabila terjadi kesalahan jumlah saldo tabungan.

Kalau ada rezeki sedikit besar, memang lebih baik diinvestasikan dalam bentuk lain seperti membeli emas, saham, atau barang-barang koleksi yang nilainya bakal tinggi dan mudah untuk dijual kembali dalam jangka pendek. Bisa juga membeli barang sebagai aset untuk tabungan jangka panjang seperti tanah, kendaraan, bangunan, yang nantinya bisa diwariskan ke anak cucu atau dipindahtangankan bila membutuhkan uang.

Lagipula nilai uang terus menurun dan tidak tergantikan oleh bunga yang ditawarkan bank sehingga kurang tepat untuk ditabung dalam jangka waktu lama.

Teknologi selalu memiliki dua sisi mata uang yang saling berkontradiksi, di satu sisi memudahkan namun di sisi lain justru menyulitkan. Kata kuncinya cuma satu: Waspadalah!

Sumber: (1)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun