Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Sulitnya Mencari Parkiran Mobil di Kampus

14 Mei 2019   11:27 Diperbarui: 14 Mei 2019   11:32 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengguna sepeda motor juga tambah banyak hingga meluber di sisi jalan depan kampus, pertanda semakin mudah memiliki kendaraan dibanding zaman saya kuliah dulu.

Semakin padatnya jadwal kuliah dan praktikum, membuat mahasiswa semakin malas berkegiatan. Apalagi lowongan kerja semakin sulit, membuat mereka ingin cepat-cepat lulus dengan nilai tinggi, kalau bisa memperoleh predikat cum laude daripada terlambat lulus predikatnya ke laut aje. Predikat ini penting untuk ditulis dalam CV ketika melamar kerja, agar lebih diprioritaskan daripada pesaing lainnya yang berjumlah ribuan.

Apa lagi yang harus dicari, apalagi di demo? Toh mahasiswa sudah hidup nyaman dan mudah, harga-harga relatif stabil walau tetap saja naik perlahan. Pemerintahan relatif stabil, mungkin ada sedikit riak di sana sini yang tidak signifikan secara nasional. Paling banter pasca pemilu ini, ada beberapa pihak yang tidak puas berusaha untuk kembali menggerakkan mahasiswa melalui people power.

Mahasiswa tampaknya semakin tidak tertarik bahkan kehilangan daya kritisnya menyikapi kondisi yang masih timpang di negeri ini. Malah demonya justru ketakutan kehilangan pekerjaan karena bakal digantikan oleh robot yang justru bakal diciptakannya sendiri ketika bekerja nanti.

 Mereka sudah terlalu nyaman dengan segala kemudahan yang diberikan orang tua dan fasilitas yang dimiliki kampus ditambah kuliah yang dibikin sibuk sehingga nyaris tak ada waktu lagi menyusun pergerakan.

Sayup-sayup masih terdengar suara-suara protes dari segelintir mahasiswa, namun tak ada gayung bersambut dari mahasiswa lain atau kampus-kampus lainnya. Justru yang ramai saat ini adalah tawuran antar kampus yang memalukan karena merekalah kaum intelektual yang seharusnya memberi contoh baik bagi generasi berikutnya atau rekan-rekan setara yang tidak sempat menikmati bangku kuliah.

Lalu, akankah kondisi seperti ini akan kita biarkan begitu saja? Tiada lagikah perubahan negeri yang berawal dari kampus?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun