"Win All or Nothing"
Langkah Liverpool untuk meraih gelar apapun di musim ini tampak semakin terjal. Spurs atau MU yang diharapkan mampu mengganjal langkah City ternyata kandas, padahal itulah dua lawan kuat terakhir yang bisa memuluskan langkah Liverpool meraih gelar Premier League untuk pertama kalinya sejak berubah nama musim 1992-1993. Spurs tampak kelelahan meladeni City tiga kali berturut-turut, sementara MU seperti tak rela bila Liverpool hendak menyamai rekor juara liga Inggris.
Di ajang Liga Champion, real final sudah terjadi sejak awal. Semifinal yang timpang membuat Liverpool harus berhadapan dengan tim kuat Barcelona lebih dini sesuai dengan undian 8 besar, sementara Ajax bertarung dengan Spurs untuk merebut satu tempat lagi di Stadion Wanda Metropolitano. Kondisi inilah yang membuat Klopp harus memutar otak mempersiapkan pemain yang benar-benar fit untuk meraih double winners yang tersisa.
Barcelona sendiri bakal tampil lebih rileks karena baru saja menjuarai Liga Spanyol setelah mengalahkan Levante 1-0 Minggu lalu lewat gol tunggal Messi di menit ke-62. Sementara itu final Copa del Rey baru akan berlangsung tanggal 25 Mei melawan musuh abadi Valencia.Â
Satu gelar lagi yang sudah diraih musim ini adalah Piala Supercopa dengan mengalahkan Sevilla 2-1 di Tangier awal musim ini. Jadi Barcelona berpeluang untuk meraih Quadruple Winners bila berhasil menjadi juara Copa del Rey dan Liga Champions di musim ini.
Berbanding terbalik dengan Barcelona yang bergelimang piala, Liverpool benar-benar sudah lama puasa gelar apapun, baik di liga, FA, piala Liga, bahkan Liga Champions sekalipun.Â
Terakhir Liverpool mengangkat piala ketika menjadi juara Piala Liga musim 2011-2012 mengalahkan Cardiff City lewat adu penalti setelah perpanjangan waktu hanya mengasilkan skor 2-2. Glen Johnson menjadi pahlawan setelah tendangan penaltinya berhasil membobol gawang Heaton yang bermain cemerlang saat itu.
Sejak terakhir menjadi juara liga tahun 1990, prestasi Liverpool tidak lagi cerah layaknya sebuah tim legenda di ranah Liga Inggris. Dalam rentang 29 tahun terakhir, Liverpool hanya sempat kebagian Piala FA 3 kali, Piala Liga 4 kali, serta juara Liga Champions sekali dalam tiga kali masuk final pada kurun waktu 20 tahun. Terakhir tahun lalu blunder Karius menamatkan perlawanan Liverpool untuk mengakhiri puasa gelar selama belasan tahun lamanya.
Liverpool sendiri saat ini dalam kondisi on fire setelah sempat terseok-seok di awal tahun. Sepuluh kemenangan terakhir di semua ajang menjadi bukti keperkasaan Liverpool. Trio Firmansah membuktikan ketajamannya dengan bertengger di papan atas top skor Liga Inggris. Semangat untuk meraih minimal satu dari dua gelar tersisa tampak sekali terlihat dari dominasi serangan di tiap pertandingan. Apalagi seluruh pemain relatif dalam kondisi prima, tidak seperti Spurs yang harus kehilangan Kane hingga jadwal final nanti.
Persoalannya apakah Liverpool bakal tetap konsisten pada kondisi peak performance tersebut. Bayang-bayang cedera Salah tahun lalu nampak masih menghantui apalagi di saat-saat krusial seperti ini. Apalagi rumor Salah bakal pergi bila tahun ini Liverpool nir gelar cukup mengganggu psikologis pemain lainnya. Beban mental terberat saat ini justru ada di pundak para pemain Liverpool karena harus segera menuntaskan puasa gelar yang telah dilalui belasan tahun lamanya.
Rasanya Liverpool memang harus memilih untuk fokus di salah satu piala khususnya Liga Champions yang peluangnya masih besar. Sementara di Liga Inggris, kans Liverpool semakin tipis karena City juga sedang dalam puncak penampilan setelah berhasil mengatasi dua lawan berat yang tersisa. Liverpool memang hanya menghadapi Newcastle dan Wolves, tapi City-pun juga tinggal berhadapan dengan Leicester dan Brighton, sehingga tidak sulit untuk meraih dua kemenangan terakhir di Liga Inggris. Liverpool hanya bisa berharap dari Leicester untuk mengalahkan City, namun berat mengingat pertandingan dilakukan di kandang City. Sementara Wolves sendiri merupakan kuda hitam yang justru bisa menjungkalkan Liverpool di pertandingan terakhir.
Kembali ke Liga Champions, perkiraan awal Barcelona bakal dengan mudah melibas Liverpool di kandangnya sendiri. Pasar taruhan bahkan berani memasang angka 50:26:24 untuk Barcelona. Namun jangan salah, klub sekelas Bayern pun dihajar di Allianz Arena dengan skor telak 3-0. Di babak gugur, Liverpool lebih perkasa bila tampil di kandang lawan, termasuk Porto kandas dengan skor telak 4-1 walau lebih mendominasi lapangan.Â
Sebagai catatan, kedua klub sudah lama tak bertemu, terakhir mereka berjumpa di babak 16 besar Liga Champions musim 2006-2007 dimana Liverpool menang agregat 2-2 setelah menang 2-1 di Nou Camp tapi justru kalah 0-1 di Anfield. Total pertemuan tercatat sudah 8 kali dimana Liverpool menang 3 kali, seri 3 kali, dan kalah 2 kali dari Barcelona. Membaca keperkasaan Liverpool di kandang lawan, rasanya peluang untuk menang tetap ada walau bukan hal yang mudah mengingat Messi dan kawan-kawan baru saja berpesta juara.
Liverpool tinggal menjaga konsistensi saja untuk tetap fokus meraih kemenangan. Menang dari Barcelona akan mempermudah langkah Liverpool menjadi juara keenam kalinya karena lawan di final relatif lebih mudah dibanding Barcelona. Dengan tidak mengecilkan Spurs atau Ajax, namun dari sisi pengalaman Liverpool lah yang lebih unggul dari kedua tim tersebut akhir-akhir ini.
Double Winners memang di depan mata, namun peluang terbesar justru ada di Liga Champions karena pertandingan baru akan dimulai malam ini. Sementara lupakan dulu Liga Inggris karena City jauh lebih berpeluang mempertahankan gelar, apalagi mereka sudah tidak ada beban lagi di Liga Champions, hanya menunggu final Piala FA melawan Watford pertengahan Mei mendatang.
Kesempatan tak datang dua kali. Liverpool harus memanfaatkan peluang ini untuk mengakhiri puasa gelarnya di musim ini. Jalan memang terjal untuk meraih double winners. Kalah dari Barcelona bisa berdampak buruk di kancah liga karena semakin berat mereka menyusul City yang berada di atas angin. Win all or nothing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H