Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Jalan Terjal Liverpool Menuju Double Winners

30 April 2019   11:00 Diperbarui: 30 April 2019   11:02 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Win All or Nothing"

Langkah Liverpool untuk meraih gelar apapun di musim ini tampak semakin terjal. Spurs atau MU yang diharapkan mampu mengganjal langkah City ternyata kandas, padahal itulah dua lawan kuat terakhir yang bisa memuluskan langkah Liverpool meraih gelar Premier League untuk pertama kalinya sejak berubah nama musim 1992-1993. Spurs tampak kelelahan meladeni City tiga kali berturut-turut, sementara MU seperti tak rela bila Liverpool hendak menyamai rekor juara liga Inggris.

Di ajang Liga Champion, real final sudah terjadi sejak awal. Semifinal yang timpang membuat Liverpool harus berhadapan dengan tim kuat Barcelona lebih dini sesuai dengan undian 8 besar, sementara Ajax bertarung dengan Spurs untuk merebut satu tempat lagi di Stadion Wanda Metropolitano. Kondisi inilah yang membuat Klopp harus memutar otak mempersiapkan pemain yang benar-benar fit untuk meraih double winners yang tersisa.

Barcelona sendiri bakal tampil lebih rileks karena baru saja menjuarai Liga Spanyol setelah mengalahkan Levante 1-0 Minggu lalu lewat gol tunggal Messi di menit ke-62. Sementara itu final Copa del Rey baru akan berlangsung tanggal 25 Mei melawan musuh abadi Valencia. 

Satu gelar lagi yang sudah diraih musim ini adalah Piala Supercopa dengan mengalahkan Sevilla 2-1 di Tangier awal musim ini. Jadi Barcelona berpeluang untuk meraih Quadruple Winners bila berhasil menjadi juara Copa del Rey dan Liga Champions di musim ini.

Berbanding terbalik dengan Barcelona yang bergelimang piala, Liverpool benar-benar sudah lama puasa gelar apapun, baik di liga, FA, piala Liga, bahkan Liga Champions sekalipun. 

Terakhir Liverpool mengangkat piala ketika menjadi juara Piala Liga musim 2011-2012 mengalahkan Cardiff City lewat adu penalti setelah perpanjangan waktu hanya mengasilkan skor 2-2. Glen Johnson menjadi pahlawan setelah tendangan penaltinya berhasil membobol gawang Heaton yang bermain cemerlang saat itu.

Sejak terakhir menjadi juara liga tahun 1990, prestasi Liverpool tidak lagi cerah layaknya sebuah tim legenda di ranah Liga Inggris. Dalam rentang 29 tahun terakhir, Liverpool hanya sempat kebagian Piala FA 3 kali, Piala Liga 4 kali, serta juara Liga Champions sekali dalam tiga kali masuk final pada kurun waktu 20 tahun. Terakhir tahun lalu blunder Karius menamatkan perlawanan Liverpool untuk mengakhiri puasa gelar selama belasan tahun lamanya.

Liverpool sendiri saat ini dalam kondisi on fire setelah sempat terseok-seok di awal tahun. Sepuluh kemenangan terakhir di semua ajang menjadi bukti keperkasaan Liverpool. Trio Firmansah membuktikan ketajamannya dengan bertengger di papan atas top skor Liga Inggris. Semangat untuk meraih minimal satu dari dua gelar tersisa tampak sekali terlihat dari dominasi serangan di tiap pertandingan. Apalagi seluruh pemain relatif dalam kondisi prima, tidak seperti Spurs yang harus kehilangan Kane hingga jadwal final nanti.

Persoalannya apakah Liverpool bakal tetap konsisten pada kondisi peak performance tersebut. Bayang-bayang cedera Salah tahun lalu nampak masih menghantui apalagi di saat-saat krusial seperti ini. Apalagi rumor Salah bakal pergi bila tahun ini Liverpool nir gelar cukup mengganggu psikologis pemain lainnya. Beban mental terberat saat ini justru ada di pundak para pemain Liverpool karena harus segera menuntaskan puasa gelar yang telah dilalui belasan tahun lamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun