Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Travelling Mencegah Anak Berkacamata Sejak Dini

8 April 2019   09:55 Diperbarui: 8 April 2019   09:59 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melihat Pemandangan Mencegah Anak Berkacamata (Dokpri)

Teknologi informasi selain banyak membantu mempermudah kehidupan manusia, ternyata juga memiliki efek samping yang tak kalah kejamnya. Salah satunya adalah kerusakan mata yang terlalu cepat akibat membaca gawai terlalu lama dan terlalu dekat. 

Banyak anak-anak sekarang sudah mulai menggunakan kacamata karena matanya memang sudah mulai minus atau sekedar untuk melindungi mata dari radiasi yang ditimbulkan oleh sinar pada layar gawai.

Saya sendiri walau sudah berusia kepala empat lebih sampai hari ini belum menggunakan kacamata. Memang sudah mulai terasa kalau melihat dekat agak kabur, namun masih bisa diatasi dengan agak menjauhkan obyek dari mata agar tulisannya terbaca. 

Sebagai blogger, saya tentu sering membuka gawai agar tetap update informasi terbaru serta menuliskan pengalaman-pengalaman pribadi di Kompasiana. Bahkan sebelum ada blogpun, pekerjaan sudah menuntut saya untuk berada di depan gawai khususnya komputer sejak baru masuk menjadi CPNS.

Untunglah saya hobi travelling sehingga selalu berusaha menyempatkan waktu untuk jalan-jalan saat libur panjang atau hari kejepit. Nyaris tak ada waktu untuk berlibur di rumah leyeh-leyeh sambil buka gawai, karena waktunya memang dihabiskan di jalan. 

Travelling terutama ke tempat-tempat terbuka seperti pantai, gunung, atau wisata alam lainnya sangat berguna untuk menyehatkan mata. Mata jadi terbiasa melihat obyek yang jauh untuk mengimbangi kebiasaan membaca gawai atau layar komputer.

Kebiasaan melihat obyek jarak dekat baik di kantor maupun di rumahpun bisa diimbangi dengan melihat obyek jarak jauh dengan travelling. 

Selain itu kebiasaan mengemudi atau duduk di kursi depan bis membuat mata kita harus siap siaga melihat sampai satu kilometer ke depan untuk mengantisipasi kejadian tak diduga seperti orang menyeberang atau kendaraan di depan tiba-tiba berhenti. 

Sisi positifnya, mata menjadi tetap sehat karena penggunaannya relatif berimbang antara membaca jarak dekat dengan melihat obyek jarak jauh.

Berkaca pada pengalaman pribadi, saya selalu menyempatkan diri mengajak keluarga jalan-jalan baik di sekitar rumah maupun ke luar kota. Hampir setiap libur panjang sekolah saya selalu mengajak keluarga ke luar kota, apakah untuk sekedar pulang kampung atau travelling ke tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi. 

Saat di perjalanan anak-anak dilarang membuka gawai dan memaksa mereka untuk melihat pemandangan di luar kendaraan agar terbiasa melihat jauh. 

Begitu pula bila sudah tiba di sebuah obyek wisata, mereka dilarang membuka gawai kecuali untuk selfie atau mengambil foto. Lebih baik menikmati sarana atau pemandangan yang ada di obyek wisata daripada membuka gawai.

Kalau ada duit, biasanya saya mengajak jalan-jalan jauh bahkan hingga ke luar negeri. Selain untuk menyegarkan mata, juga mengenalkan mereka pada budaya dan adat istiadat daerah yang dikunjungi. 

Banyak ilmu dan pengalaman yang diperoleh dari travelling jauh, dengan mengajari mereka untuk berkomunikasi dengan warga setempat saat bertanya atau membeli sesuatu. Mereka jadi lebih empati dan berusaha memahami orang lain yang berbeda budaya dan kebiasaan dengan kita.

Namun bila duit cekak, jalan-jalan tetap dilakukan walau sekedar keliling tak jauh dari rumah atau Jakarta. Travelling bisa dilakukan ke taman-taman yang sudah mulai banyak tumbuh di Jabodetabek, atau sekedar nangkring di warung bakso tak jauh dari rumah, yang penting harus keluar rumah agar tidak seperti katak dalam tempurung dan merusak mata akibat membuka gawai terlalu lama. Travelling tak harus selalu mahal, menghirup udara segar di tamanpun sudah cukup bila kantong sedang kering.

Mencegah membuka gawai di rumah memang bukan pekerjaan mudah walau sudah sering dimarahi, bahkan gawainya disembunyikan sekalipun. 

Mereka tetap saja ngumpet-ngumpet membuka gawai di sudut-sudut rumah, kadang kamar dikunci dari dalam supaya tidak ketahuan. Oleh karena itu travelling menjadi salah satu solusi untuk mengurangi ketergantungan terhadap gawai di rumah. 

Sampai hari ini alhamdulillah anak-anak masih tetap sehat matanya, mungkin salah satunya karena sering diajak jalan-jalan. Padahal teman-teman sekelasnya sudah mulai ada yang berkacamata, bahkan hingga minus lebih dari dua. 

Jadi jangan ragu mengajak anak travelling selagi masih muda, selain menambah wawasan dan pengetahuan juga menyelematkan mata dari kerusakan yang lebih cepat. Uang terbuang bisa dicari, mata rusak susah untuk disembuhkan lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun