Sayangnya memang kesuksesan Trans Jakarta mengelola BRT belum diikuti oleh trans-trans lainya di Indonesia seperti Semarang, Palembang, Bandung, Balikpapan dan sebagainya. Hanya Trans Jogja saja yang cukup sukses mengikuti jejak Trans Jakarta dalam hal disiplin menaik turunkan penumpang, pemeliharaan halte dan prasarana buswaynya walau belum memiliki jalur busway tersendiri.Â
Sementara lainnya masih seperti bis biasa yang kadang masih berhenti di sembarang tempat, haltenya tidak terurus, ngetem sembarangan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, yang perlu segera dibenahi dalam pengembangan BRT di Indonesia adalah masalah pengelolaan prasarana seperti pembuatan dan pengamanan jalur busway, pemeliharaan halte, serta disiplin baik pengemudi maupun masyarakat untuk tidak berhenti sembarangan, tepat waktu, dan tidak ugal-ugalan mengejar setoran.Â
Perlu kemauan dan konsistensi dari pemerintah maupun masyarakat untuk tetap bertahan dalam waktu lama seperti Trans Jakarta dan Trans Jogja.
Di tengah semakin mahalnya harga lahan dan biaya konstruksi, pembangunan BRT menjadi solusi paling efisien untuk mengatasi pergerakan penduduk di dalam suatu wilayah yang semakin tinggi dan semakin jauh daya jangkaunya.Â
Pembangunan MRT hanya bisa dilakukan pada kota baru atau kota yang sedang berkembang ketika harga tanah masih murah serta konstruksinya tidak memerlukan biaya besar. Stop bangun MRT, kembangkan BRT untuk Indonesia maju.
Sumber informasi:
Transjakarta
MRT Jakarta
@kumparannews
Biaya Pembangunan MRT vs Bus Layang:
Proyek Busway Tendean Telan Rp 23 TRiliun
infastruktur
proyek mrt
Tarif MRT vs Busway vs Ojol
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H