Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Belajar Membangun Museum Pahlawan Swadaya dari Pak Eko dan Komunitas Reenactor Malang

11 November 2018   11:01 Diperbarui: 12 November 2018   11:36 1469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana ala Razia Perang di Gang Menuju Musium (Dokpri)

Walau dengan modal barang bekas dan uang seadanya, Pak Eko dan kawan-kawan berhasil mewujudkan mimpi membangun museum yang menyimpan sekelumit cerita sejarah bangsa di kota Malang.

Diorama Pertahanan Karung Pasir (Dokpri)
Diorama Pertahanan Karung Pasir (Dokpri)
Museum memang sudah berdiri tegak, namun sayangnya belum ada orang yang mau menjaga museum tersebut, sehingga waktu bukanya setelah jam kerja pukul tiga sore hingga pukul enam petang, kecuali Senin libur atau ada perjanjian terlebih dahulu dengan Pak Eko seperti saya ini. Padahal minat kunjungan semakin hari semakin meningkat terutama bagi anak-anak sekolah yang ingin mengenal sejarah. 

Jam Buka Musium (Dokpri)
Jam Buka Musium (Dokpri)
Lokasinya yang tertutup bangunan besar dan bersebelahan dengan kuburan juga menjadi penghalang karena tak terlihat dari luar serta takut akan hantu di malam hari. Mungkin Pak Eko perlu memasang plang selain tulisan 'Kampoeng Sedjarah" agar pengunjung tidak tersesat di kuburan. Untuk mencapai lokasi, paling gampang tinggal cek di aplikasi peta karena nama museum Reenactor Ngalam sudah tertera di dalamnya.

Sosok Pak Eko bersama Penulis (Dokpri)
Sosok Pak Eko bersama Penulis (Dokpri)
Sejujurnya saya sangat berharap akan munculnya Pak Eko lain di kota lain pula untuk sama-sama melestarikan sejarah lokal apapun bentuknya, tak harus melulu bertema perang kemerdekaan. 

Jangan sampai bangsa ini menjadi amnesia sejarah yang mengakibatkan kehancuran karena tidak belajar dari sejarah. Ingat, sejarah akan selalu berulang, hanya berbeda pelaku dan tempatnya saja, namun polanya akan tetap sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun