Terakhir, Piala Dunia 2018 juga menjadi kuburan bagi tim-tim favorit. Juara bertahan Jerman menjadi korban pertama, meneruskan tradisi kegagalan juara bertahan lolos ke babak kedua. Selanjutnya disusul oleh Argentina, Spanyol, dan Juara Eropa Portugal di perdelapan final, lalu Brasil di perempat final. Selama bola itu bundar, tidak peang, maka apapun bisa terjadi.
Baca juga: Karena Sepakbola (Tak) Sama dengan Logika Matematika
GK: Thibaut Courtois (BEL) peraih Goldern Glove karena refleknya bagus, dengan cadangan Hugo Lloris (FRA) yang memiliki kemampuan sama bagusnya dalam mengantisipasi tendangan jarak jauh.
DR: Benjamin Pavard (FRA) karena kemampuannya untuk menjadi bek sayap, bisa bertahan maupun menyerang, bahkan ikut mencetak gol ketika melawan Argentina, dan nyaris membuat gol ke gawang Belgia. Cadangannya Toby Alderweireld (BEL) yang juga memiliki kemampuan hampir sama.
DL: Jan Vertonghen (BEL), yang mencetak gol spekulasi dari kepalanya ke gawang Jepang membantu Belgia lolos ke perempat final. Cadangannya Luiz Hernandez (FRA) yang juga mampu berperan sebagai bek sayap yang turun naik membantu serangan maupun bertahan.
CB (2 orang): Duet Umtiti dan Varane (FRA) merupakan yang terbaik di antara keempat tim untuk menjaga pertahanan, dengan cadangan Vida (CRO) dan Stone (ENG) yang mampu mencetak gol disamping menjadi pemain bertahan.
DM (2 orang): Duet Pogba (FRA) dan Modric (CRO) menjadi breaker ideal untuk memecah serangan lawan sekaligus mengatur serangan balik ke jantung pertahanan lawan.Cadangannya Kante (FRA) dan Bozovic (CRO) yang juga bagus dalam meredam serangan lawan sebelum masuk ke jantung pertahanan sendiri.
AM R: Mbappe (FRA) merupakan sayap kanan kreatif yang beberapa kali mengacak-acak pertahanan lawan dengan kemampuan individunya yang mengagumkan. Cadangannya Trippier (ENG) yang juga jago tendangan bebas.
AM L: Hazard (BEL) berjaya mengiris dari sisi kiri untuk mengirim umpan ke jantung pertahanan lawan, selain itu juga mampu memimpin rekan-rekannya bangkit dari ketinggalan. Cadangannya Perisic (CRO) yang mampu membaca peluang untuk melakukan tendangan jarak jauh atau sontekan tajam ke gawang lawan.
AM C: Disini Griezmann (FRA) berkuasa penuh untuk membuka ruang dan mencari celah dari tengah lapangan. Cadangannya De Bruyne yang juga bisa bermain dari sisi kanan, tergantung pola yang dimainkan.