Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Balada Roberto Martinez, dari Pemain Gratisan Jadi Pelatih Ternama

9 Juli 2018   00:30 Diperbarui: 9 Juli 2018   08:16 1398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"I'm humbled, proud, honoured to be the head coach of Belgium as a country. It will be a special journey together, to support these players that have got the world at their feet."

"Saya merasa rendah hati, bangga, dan merasa terhormat menjadi pelatih kepala sebuah negara bernama Belgia. Ini akan menjadi perjalanan spesial bersama dengan tim, untuk mendukung para pemain yang akan membuat dunia berada di kaki mereka." - Roberto Martinez - (the Guardian)

Bagi penggemar game Championship Manager yang bermetamorfosis jadi Football Manager, tentu sering cari pemain bagus tapi gratisan. Saya masih ingat ketika memainkan tim besar seperti Chelsea atau Liverpool, pasti saya cari pemain gratisan yang berpotensi bagus di tim divisi bawah. 

Nama Roberto Martinez, bersama Jesus Seba dan Isidro Diaz merupakan incaran saya saat mereka masih bermain di Wigan Athletic sekitar tahun 1995-2000. Waktu saya transfer ke klub besar, nilainya langsung naik dan musim berikutnya saya jual ke klub lain, lalu cari pemain gratisan lagi untuk dijual tahun berikutnya.

Begitulah nasibnya di dunia nyata selagi masih menjadi pemain sepakbola. Mulai dari tim di kampung halamannya Balaguer hingga hijrah ke Inggris mengikuti jejak dua pemain yang saya sebut di atas, semuanya gratis alias free transfer. Martinez sendiri dibawa ke Inggris oleh Dave Whelan yang baru saja membeli klub Wigan Athletic dan memiliki hubungan bisnis di Spanyol.

Di musim pertama bersama Wigan Athletic namanya cukup bersinar, menjadi top skor klub dengan 13 gol di semua kompetisi serta menjadi pemain terbaik klub pada musim 1995-1996. 

Musim berikutnya Martinez membawa Wigan menjadi juara Divisi Tiga atau empat tingkat di bawah Liga Premier, yang otomatis membawanya naik ke Divisi Dua dan bertahan hingga tahun 2001. Setelah itu Martinez dilepas ke klub Skotlandia, Motherwell secara gratis dengan durasi kontrak lima tahun.

Namun Martinez hanya kuat bertahan setahun di Skotlandia karena jarang dimainkan, yang membuatnya kembali ke Inggris dan Walsall bersedia menampungnya dengan biaya transfer gratis pada bulan Agustus 2002. 

Catatan Free Transfer Martinez (Sumber: www.transfermarkt.com)
Catatan Free Transfer Martinez (Sumber: www.transfermarkt.com)
Setelah setengah musim jarang dimainkan, Martinez pindah lagi ke Swansea City pada bulan Januari 2003 dengan kontrak hingga akhir musim. Kontraknya diperpanjang pada musim berikutnya hingga musim 2004-2005 membawa Swansea City menjuarai Divisi Satu, namun sempat diabaikan oleh manajernya Kenny Jacket.

Nasibnya kembali tak jelas setelah dilepas Swansea City, lalu tak lama kemudian Chester City merekrutnya untuk durasi kontrak selama dua tahun. Baru setengah tahun Martinez kembali ke Swansea City, kali ini menjadi manajer pemain menggantikan Jacket yang mendepaknya dulu. 

Sebagai manajer, sentuhan midasnya mulai kelihatan. Dia membawa Swansea City menjadi juara Divisi Satu dan promosi ke Divisi Championship yang berada satu tingkat di bawah Premier League pada musim 2007-2008.

Martinez Bersama Wigan Juara FA Cup (Sumber: https://thetimes.co.uk)
Martinez Bersama Wigan Juara FA Cup (Sumber: https://thetimes.co.uk)
Kesuksesannya membuat Wigan dan Celtic berebut torehan tandatangan kontraknya, dan Wigan memenangkan duel tersebut untuk ditangani oleh Martinez. Kepindahannya dari Swansea City tentu sangat mengecewakan fans dan sempat dijuluki sebagai Judas yang berkhianat terhadap klub. 

Namun Martinez berkilah bahwa dia membutuhkan tantangan yang lebih berat dengan melatih klub yang bertarung di Premier League. Bersama Martinez, Wigan bertahan hingga musim 2012-2013, bahkan mempersembahkan gelar Piala FA pertama buat klub tersebut setelah mengalahkan raksasa Manchester City 1-0 lewat gol di injury time oleh pemain pengganti Ben Watson.

Namun kemenangan tersebut menjadi ironi karena seminggu kemudian Wigan justru terdegradasi ke divisi Championship setelah kalah 1-4 dari Arsenal. Setelah terdegradasi, Martinez malah menerima pinangan Everton yang baru saja ditinggalkan David Moyes yang hijrah ke MU. 

Bersama Everton, di musim pertamanya Martinez berhasil membawa klub tersebut nangkring di lima besar Premier League. Prestasi tersebut tidak berlanjut di musim berikutnya, bahkan Everton nyaris terdegradasi karena sempat berada di peringkat ke-14 sebelum finish di urutan 11. Tahun berikutnya posisi Everton tidak berubah yang mengakibatkan Martinez dipecat sebelum musim 2015-2016 berakhir.

"Roberto Martnez is the new coach of Belgium. Wish him well in turning a side that plays really open into one that plays....really open." - Gary Lineker - twitter.com

Nasib baik kembali menaunginya, setelah Federasi Sepakbola Belgia membuka lowongan manajer tim nasional secara online. Martinez yang ikut bidding berhasil lolos menjadi manajer timnas Belgia, walau sebagian fans meragukan kemampuannya mengingat prestasinya yang 'biasa-biasa' saja, apalagi bukan warga negara Belgia. 

Lebih ironis lagi, lawan pertama yang dihadapi Martinez justru tanah airnya sendiri dalam pertandingan persahabatan pasca Euro 2016. David Silva seolah mengajari Martinez bagaimana mencetak dua gol ke gawang Belgia di kandangnya sendiri.

Baca juga: Kala Belgia Mencontek Gaya Total Football Belanda

Belajar dari kekalahan perdana, Martinez yang dibantu oleh Thierry Henry sebagai asistennya mulai berbenah dengan menerapkan strategi total football yang selama ini menjadi trade mark saudara kandungnya Belanda. 

Pada kualifikasi Piala Dunia 2018, Belgia menjadi juara Grup H dengan nilai nyaris sempurna melalui sembilan kemenangan dan satu kali seri melawan Yunani. Sampai hari ini, Belgia belum pernah lagi mengalami kekalahan. Bahkan hingga di perempat final, Belgia menuai lima kemenangan berturut-turut di ajang Piala Dunia 2018.

Timnas Belgia di Piala Dunia 2018 (Sumber: https://worldsoccer.com)
Timnas Belgia di Piala Dunia 2018 (Sumber: https://worldsoccer.com)
Kontroversi sempat mencuat jelang turnamen Piala Dunia 2018 dimulai. Martinez tidak memanggil pemain keturunan Indonesia Radja Nainggolan, padahal dia merupakan salah satu favorit para fans Belgia. 

Beredar gosip bahwa perilaku Nainggolan yang pernah mabuk dan tertangkap polisi serta hobinya berasap membuat Martinez tak suka padanya. Namun Martinez berkilah bahwa taktiknya tidak cocok buat Nainggolan yang berposisi sebagai gelandang bertahan ketimbang strateginya yang lebih menyerang.

Perlahan kontroversi menghilang seiring dengan kesuksesan Belgia mencapai semifinal Piala Dunia untuk kedua kalinya sejak terakhir tahun 1986 di masa Jean-Marie Pfaff, Eric Gerets dan kawan-kawan. 

Di fase grup Belgia menjadi juara dengan meraih poin penuh setelah mengalahkan Panama 3-0, Tunisia 5-2, dan favorit kuat Inggris 1-0. Di perdelapan final Belgia menamatkan perlawanan Jepang dengan skor tipis 3-2 setelah tertinggal 0-2 terlebih dahulu. Terakhir di perempat final giliran calon juara dunia Brasil ditekuk 2-1 sekaligus memulangkan mantan juara dunia tersebut.

Kesuksesan Martinez membesut Belgia rupanya membuat Spanyol tertarik membawanya pulang kampung. Setelah memecat Lopetegui menjelang gelaran Piala Dunia dan mengangkat pelatih sementara Fernando Hierro, Spanyol dipaksa kembali ke kampung halaman lebih cepat setelah kalah dari Rusia lewat adu penalti. Kekosongan pelatih inilah yang membuat Spanyol harus segera mencari pengganti untuk menghadapi laga kualifikasi Euro 2020 yang akan berlangsung September nanti.

"We haven't won the World Cup, we haven't won the European Championship, and we have to fight for that."

- Janji Roberto Martinez saat didapuk menjadi pelatih nasional Belgia - (Guardian)

* * * *

Sejarah hidupnya agak mirip dengan Special One, Mourinho. Tidak sempat menjadi pemain bagus, namun baru cemerlang saat menjadi manajer. Belajar dari perjalanan hidupnya, tidak ada kata terlambat untuk menunjukkan kemampuan. 

Walau gagal sebagai pemain, namun berhasil sebagai manajer di usia yang masih relatif muda. Jangan pernah menyerah selama nyawa masih dikandung badan. Apapun hasilnya setelah semifinal nanti, Martinez telah membawa perubahan besar bagi Belgia dan layak untuk menjadi legenda.

Ingat, jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda. Saksikan perjuangan Martinez hingga ke final Piala Dunia, membawa Belgia sang calon juara dunia baru.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun