Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bulog (Tak) Sekedar Lumbung Beras

17 Mei 2018   13:27 Diperbarui: 17 Mei 2018   18:31 787
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu ada pula jasa lain yang tak terlalu terkait dengan pangan namun lebih kepada pemanfaatan asset baik tanah maupun bangunan, seperti Hotel Rattan Inn di Banjarmasin, Hotel Bandara di Surabaya, dan Hotel Dahlia di Biak, serta Pasar Dolog di Kalteng dan Pujasera di Lampung. Aset milik BULOG tersebut juga menjadi salah satu sumber pendapatan lain di samping bisnis utamanya dalam pengadaan bahan pangan beserta produksi dan distribusinya.

Jadi, ingat BULOG bukan cuma ingat berasnya saja, tapi juga bahan pangan lain dengan merek dagang KITA yang berarti semua berasal dari kita, untuk kita, dan oleh kita bangsa Indonesia. Mari kita dukung BULOG sebagai penyangga stok pangan nasional serta stabilisator harga pangan agar terjangkau oleh seluruh masyarakat Indonesia.

Pak Tri Wahyudi Saleh Memaparkan Kegiatan BULOG Komersial (Dokpri)
Pak Tri Wahyudi Saleh Memaparkan Kegiatan BULOG Komersial (Dokpri)
Untuk lebih menyebarluaskan informasi mengenai produk komersial BULOG, Tri Wahyudi Saleh selaku Direktur Komersial Perum BULOG memaparkan berbagai program dan kegiatan komersial Perum BULOG kepada para Kompasianer terpilih dalam acara KITA Ngopi Writing dengan tema 'Mengupas Strategi BULOG Perkuat Sektor Komersial' di sebuah kafe di bilangan Jakarta Selatan.

Dalam acara tersebut sempat mengemuka apakah Perum BULOG tetap menjadi seperti ini atau kembali menjadi lembaga non kementerian seperti era Orde Baru. Namun untuk lebih mudah bergerak di dua kaki seperti diuraikan di atas, BULOG harus tetap menjadi BUMN yang tidak terkait langsung secara struktur di dalam pemerintahan.

Setelah acara berakhir, saya mencoba sendiri beberapa produk sekaligus. Pertama BerasKITA yang dimasak dengan rice cooker, bau wanginya langsung terasa begitu dibuka. Selama takaran airnya tepat, berasnya tidak pera namun tidak juga lembek sehingga pas di mulut untuk dikonsumsi.

Berikutnya saya menggoreng tahu dan tempe dengan menggunakan TepungKITA dan MinyakGorengKITA. Hasilnya terasa renyah sekali digigit dan gurih serta tidak berbau tengik seperti minyak bekas pakai.

Terakhir untuk menemani makan tahu tempe, tersedia teh manis dengan gula dari produk ManisKITA. Manisnya benar-benar terasa di lidah namun tetap sehat bila tidak berlebihan dalam mengkonsumsinya. Cocok disajikan dalam suhu panas atau hangat karena gulanya cepat melarut dalam air teh atau kopi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun