[caption id="attachment_399340" align="aligncenter" width="448" caption="Selamat Datang di Hundred Islands (Kolpri)"][/caption]
Saat berkunjung ke Filipina minggu lalu, awalnya saya ingin main ke Puerto Princesa, namun karena harga tiket terus melambung karena libur Imlek, terpaksa niat tersebut diurungkan. Setelah googling wikipedia, ketemulah tempat wisata alam yang ternyata tak kalah menariknya namun masih jarang wisatawan kita kesana (dari googling ga ada dalam Bahasa Indonesia). Kalau di Indonesia ada Kepulauan Seribu, maka di Filipina ada Kepulauan Seratus alias Hundred Islands, tepatnya 123 pulau jumlahnya. Namun pemandangannya disini lebih mirip dengan Kepulauan Raja Ampat dimana banyak pulau-pulau kecil nan indah bertebaran mempesona pandangan. Letak kepulauan tersebut berada di lepas pantai Lucap, Alaminos, Provinsi Pangasinan, dan berjarak sekitar 200 KM dari Manila dengan waktu tempuh sekitar 6 jam menggunakan bus umum.
[caption id="attachment_399341" align="aligncenter" width="448" caption="Sunrise di Tepi Pantai Lucap (kolpri)"]
[caption id="attachment_399348" align="aligncenter" width="448" caption="Peta Hundred Islands (Kolpri)"]
Lanjut cerita sebelumnya disini, saya naik bis Victory Liner dari Cubao pukul tiga sore. Kondisi bisnya hampir sama dengan Pri****sa AC, seat 2-2 dengan jumlah penumpang 44 orang, cuma ga ada pintu belakang. Selama perjalanan bis beristirahat dua kali di Mabalacat City dan Tarlac selama 20 menit dan mengangkut penumpang. Bis ini melalui jalan tol SCTEX atau Subic Clark Tarlac Expressway yang lebarnya masih 2 lajur dan cukup ramai. Di sepanjang perjalanan bis berhenti beberapa kali untuk menaikturunkan penumpang. Saat naik turun dan istirahat tersebut pedagang asongan masuk menjajakan makanan dan minuman. Hampir saja saya beli krupuk kulit seperti di Bandung, untung ada tulisan 'Pork' nya disitu. Pukul sembilan seperempat bis tiba di kota Alaminos yang merupakan kota persimpangan menuju Hundred Island. Dari kota Alaminos saya naik bentor sekitar 15 menit menuju Lucap yang merupakan tepi pantai tempat mangkalnya kapal-kapal menuju Hundred Island. Sengaja saya pesan hotel dekat pantai supaya pagi-pagi bisa langsung menuju Hundred Island. Dengan bahasa Inggris campur Tagalog, ojeknya meminta ongkos 100 PHP dan ga bisa ditawar karena sudah malam.
[caption id="attachment_399342" align="aligncenter" width="448" caption="Governor Island (kolpri)"]
[caption id="attachment_399361" align="aligncenter" width="448" caption="Pemandangan ala Raja Ampat dari Governor Island (kolpri)"]
Esok paginya setelah sarapan pagi, saya langsung menuju Hundred Island setelah memesan kapal dari hotel sebesar 1400 PHP ditambah biaya masuk pulau 40 PHP. Dengan kapal nelayan tersebut kita berkeliling pulau selama hampir tiga jam mulai jam setengah delapan pagi. Ombaknya cukup kencang juga sehingga beberapa kali kapal oleng. Untungnya mereka sudah terbiasa sehingga perjalanan berlangsung dengan aman. Dari seratus pulau tersebut, hanya tiga pulau yang boleh didiami oleh wisatawan. Pulau pertama yang dikunjungi adalah Governor Island, karena dari puncak bukit pulau ini kita bisa melihat pemandangan seperti di Raja Ampat. Walaupun masih lebih cantik di Raja Ampat, tapi cukup memuaskanlah memandang sekeliling sekaligus mengambil foto-foto pulau-pulaunya dari atas bukit.
[caption id="attachment_399343" align="aligncenter" width="448" caption="Pemandangan Hundred Islands dari Puncak Governor Island (kolpri)"]
[caption id="attachment_399346" align="aligncenter" width="448" caption="Flying Fox di Quezon Island (Kolpri)"]
Pulau berikutnya yang didarati adalah Quezon Island yang merupakan gabungan dua pulau kecil terhubung hamparan pasir. Disinilah para wisatawan biasanya bermalam karena terdapat beberapa cottage dan tempat nangkring, serta permainan flying fox. Satu pulau lagi adalah Children Island yang juga bisa menjadi tempat camping disini. Sementara beberapa pulau besar lainnya hanya bisa didarati saja tapi tidak boleh menginap, seperti Marcos Island, Scout Island, Ma.Liza Island dan Clave Island. Namun yang menarik adalah ada satu pulau tempat nangkringnya para kelelawar alias Batman, makanya disebut Bat Island. Di situ ribuan kelelawar bersantai di atas pohon bakau yang menyelimuti pulau. Sayangnya kita tidak boleh turun karena tidak ada tempat mendarat dan beresiko tersambar Batman. Selain itu juga ada pulau monyet alias Monkey Island dimana terdapat ratusan monyet berkelana di sekeliling pulau.
[caption id="attachment_399344" align="aligncenter" width="448" caption="Batman alias Kelelawar Nangkring di Bat Island (kolpri)"]
[caption id="attachment_399365" align="aligncenter" width="448" caption="Pulau Karang Berbentuk Kerang (Kolpri)"]
Selesai keliling pulau, saya langsung kembali ke dermaga Lucap atau Lucap Wharf. Disini terdapat menara suar yang tidak boleh dinaiki wisatawan, dan tempat menjual oleh-oleh serta rumah makan. Saat saya disitu, selain wisatawan lokal juga banyak terdapat wisatawan asal Jepang dan Eropa. Mungkin sayalah pertama kali dari Indonesia yang berkunjung kesini, karena biasanya wisatawan kita lebih senang ke Puerto Princesa atau Boracay, paling dekat ke Danau Taal atau Gunung Mayon. Selain keliling pulau, wisata yang ditawarkan disini adalah snorkling dan camping atau menginap di salah satu pulau tersebut. Namun karena waktu terbatas dan susah menjemur baju, saya hanya berkeliling pulau-pulau saja sambil menikmati hembusan kencangnya ombak. Kalau cuma keliling pulau habis sekitar 1700 PHP dengan tipnya, sementara kalau menginap bisa 3000-4000 PHP alias sekitar 1-1,2 jutaan.
[caption id="attachment_399345" align="aligncenter" width="252" caption="Mercusuar Lucap Wharf (kolrpi)"]
Secara umum, cukup memuaskanlah untuk kunjungan satu-dua hari melihat miniatur kepulauan Raja Ampat dengan biaya terbatas. Memang tidak bisa dibandingkan dengan Raja Ampat karena ukurannya jauh lebih besar sehingga ongkosnya juga jauh lebih besar. Namun paling tidak saya bisa melihat miniaturnya disini, karena waktu ke Raja Ampat tidak sempat berkeliling pulau-pulau mengingat ongkos sewa kapalnya terlalu mahal untuk solo backpacker dan waktunya harus lebih panjang.
[caption id="attachment_399347" align="aligncenter" width="448" caption="Tempat Nangkring di Ma.Liza Island (kolpri)"]
[caption id="attachment_399349" align="aligncenter" width="448" caption="Awak Kapal Pemandu Wisata (kolpri)"]
(bersambung)
Cerita sebelumnya: Tersesat di Manila
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H