Di sore yang lain seorang teman mengajakku ke Pantai Ide. Wah.. sudah terbayang pantai dengan pasir pada pesisirnya, ombak-ombak kecil yang berlari dan saling mengejar serta sunset yang dapat kunikmati sore itu.
Sesampai di sana, aku tak menemukan semua yang kuhayalkan sebelumnya. Terhampar dermaga kayu dengan satu pondok tempat beberapa orang duduk, dilengkapi dengan pelat kuning keterangan kedalaman danau untuk jarak tertentu pada lantai dermaga. Jangan tanya mengapa namanya pantai yah.. akupun tak mengerti. Yang kutahu, Pantai Ide menjadi cukup ramai di sore hari... dipenuhi perenang-perenang ulung yang melepas kepenatan setelah bekerja seharian. Jangan di tanya pada pagi hari di kala Sabtu dan Minggu, karena tak kalah ramainya. Aktivitas Sabtu-Minggu pagi di sana cukup variatif, ada yang hanya berenang, hunting foto, bersepeda, atau sekedar merendam kaki. Jangan ditanya soal karcis, karena semua GRATIS! (lagi-lagi tak seperti kota kelahiranku, masuk pantai kotor saja bayar!)
"De' besok sore hiking yuk..." ajak salah seorang teman."Hah?! Kemana?" tanyaku."Besok saja dijawabnya yah... " sembari tersenyum ia pergi. Namanya Poci alias Pondok Cinta. Dari sana, kita bisa melihat hamparan desa itu lengkap dengan danaunya. Tak perlu heran, desa itu memang cukup unik. Jalannya berbukit-bukit karena memang ia dikelilingi oleh bukit. Dinamai pondok cinta, sebab konon dulunya tempat itu sering digunakan oleh pasangan-pasangan muda yang berpacaran. Itu katanya... Tapi sekarang, sudah dibatasi, bagi orang-orang yang ingin naik harus mendaftar dulu di pos yang sudah disediakan. Mungkin supaya bisa dilacak, kalau-kalau mereka tak turun hingga malam menjelang. Untuk sampai ke atas kira-kira membutuhkan waktu sekitar 30 menit. Lumayan melelahkan untukku yang jarang olahraga, selain harus mendaki, mesti harus hati-hati, sebab akar pohon di hutan bisa membuat tersandung. Sesampai di atas, pemandangan yang tak mengecewakanpun menyambut. Gunung-gunung, danau, desa, sawah, sampai lapangan udarapun kelihatan. Peluhpun terbayar.
Bis mulai berjalan, 12 jam lagi... aku akan sampai ke kota kelahiranku. Aku pulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H