Green economy atau ekonomi hijau merupakan sistem ekonomi yang berfokus pada penciptaan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, meningkatkan efisiensi sumber daya, dan menciptakan lapangan kerja hijau.Â
United Nations Environment Programme (UNEP) mendefinisikan ekonomi hijau sebagai sistem kegiatan ekonomi yang memperhatikan dampak lingkungan terhadap generasi mendatang.Â
Dalam era modern ini, tantangan besar yang dihadapi oleh dunia semakin kompleks, salah satunya adalah dampak perubahan iklim yang semakin merugikan. Emisi gas rumah kaca, deforestasi, polusi udara, dan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan telah menyebabkan degradasi lingkungan yang mempengaruhi kualitas hidup manusia dan keberlanjutan ekosistem bumi.
Laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC, 2021) memperingatkan bahwa jika tidak ada perubahan signifikan dalam cara kita memproduksi, mengonsumsi energi, dan mengelola sumber daya alam, suhu global dapat meningkat lebih dari 1,5C di atas tingkat pra-industri pada pertengahan abad ini, yang akan menyebabkan kerusakan lingkungan yang tidak dapat diperbaiki.
 Peralihan menuju green economy merupakan solusi untuk mengatasi tantangan ini. Ekonomi hijau tidak hanya menekankan pada perlindungan lingkungan, tetapi juga berusaha untuk mendukung kesejahteraan sosial dan ekonomi.Â
Konsep ini memerlukan pendekatan yang holistik dan kolaboratif antara sektor pemerintah, swasta, dan masyarakat. Masyarakat, sebagai aktor penting dalam ekosistem sosial dan ekonomi, memegang peran strategis dalam transisi menuju ekonomi hijau.
Menurut siaran pers Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesaia Nomor  HM.4.6/234/SET.M.EKON.3/07/2024 Proses transformasi perekonomian Indonesia menjadi ekonomi hijau yang berkelanjutan harus menyeimbangkan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan, kemudian sejalan dengan SDGs, Paris Agreement, Visi Indonesia Emas 2045, serta mampu mencapai target Net Zero Emissions (NZE) di 2060.Â
Ekonomi hijau juga menjadi penting dalam mewujudkan transformasi ekonomi menuju negara berpendapatan tinggi setara dengan negara maju, dan keluar dari middle income trap.
Terdapat dua peluang yang bisa dimanfaatkan dalam pengembangan ekonomi hijau yaitu pertama adalah transisi aktivitas ekonomi eksisting. Pada sektor energi, upaya transisi diarahkan melalui penerapan energi baru dan terbarukan, seperti energi surya, angin, hidro, dan biomassa.Â
Kedua, yaitu memunculkan pusat pertumbuhan ekonomi baru melalui pengembangan sektor dan aktivitas sirkular yang inovatif, termasuk industri berbasis sumber daya alam hayati berkelanjutan atau bio-ekonomi, ekonomi biru, dan industri pemanfaatan limbah.
Untuk mewujudkan ekonomi hijau tentu saja membutuhkan partisipasi aktif masyarakat dalam mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan, berpartisipasi dalam kebijakan lingkungan, serta mendukung penggunaan teknologi hijau sangat penting untuk mewujudkan tujuan ini.Â