Melejitkan Potensi Diri Melalui Coaching
Oleh : Diyana Fitriyah
"Kita semua membawa benih-benih kebesaran di dalam diri kita, tetapi kita membutuhkan sebuah citra sebagai titik fokus agar benih-benih itu dapat bertunas." - Epictetus
Konsep coaching dalam pendidikan dan pengajaran melibatkan pendekatan yang berorientasi pada pengembangan individu, baik itu guru, siswa, atau staf pendukung. Coaching dalam konteks pendidikan bukan sekadar memberikan instruksi atau petunjuk, tetapi lebih pada memfasilitasi pertumbuhan, refleksi, dan peningkatan kinerja. Berikut adalah beberapa aspek kunci dari konsep coaching dalam pendidikan dan pengajaran:
Pembinaan Hubungan Kerja: Coaching melibatkan pembinaan hubungan kerja yang positif antara coach (pembimbing) dan coachee (individu yang mendapat pembimbingan). Hubungan ini dibangun di atas kepercayaan, keterbukaan, dan saling penghargaan.
Mendengarkan Aktif; Coach menggunakan keterampilan mendengarkan aktif untuk memahami perspektif, kebutuhan, dan tantangan individu yang sedang dibimbing. Ini menciptakan lingkungan di mana coachee merasa didengar dan dihargai.
Bertanya yang Efektif; Coach menggunakan pertanyaan yang dirancang untuk merangsang pemikiran kritis dan refleksi. Pertanyaan ini mendorong coachee untuk menggali pemahaman mereka sendiri, mengidentifikasi solusi, dan mengatasi hambatan.
Penerapan coaching dapat dilakukan melalui alur TIRTA yaitu metode yang berdasarkan pada tujuan, identifikasi, rencana aksi, dan tanggung jawab. Coach membantu coachee dalam merumuskan tujuan pembelajaran atau kinerja yang spesifik. Selanjutnya, mereka bekerja bersama untuk merancang rencana aksi yang dapat membantu coachee mencapai tujuan tersebut. Coaching melibatkan pemberian umpan balik konstruktif yang dapat membantu coachee memahami kekuatan mereka, mengidentifikasi area pengembangan, dan memberikan dukungan untuk peningkatan kinerja dengan cara memberikan pertanyaan-pertanyaan berbobot sehingga dapar menggali potensi yang dimiliki coachee untuk mendukung pertumbuhan pribadi dan profesional individu. Ini mencakup pengembangan keterampilan, peningkatan kepercayaan diri, dan pembangunan kapasitas untuk mengatasi tantangan.
Dalam konteks pendidikan, coaching sering digunakan untuk mendukung pengembangan keterampilan mengajar guru. Ini mencakup observasi kelas, umpan balik langsung, dan perencanaan pelajaran bersama.Filosofi pemikiran Kihajar Dewantara mendorong pengembangan kemampuan individu agar dapat menjadi manusia yang berbudaya, cerdas, dan mandiri. Prinsip ini mencerminkan pendekatan coaching, yang juga berfokus pada pengembangan kemampuan individu melalui bimbingan, refleksi, dan pembinaan.
Ki Hajar Dewantara menganjurkan pendekatan pendidikan holistik yang mencakup aspek fisik, mental, emosional, dan sosial. Coaching juga seringkali menekankan pendekatan holistik untuk membantu individu mencapai keseimbangan dalam kehidupan mereka. Sehingga mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang berdaya dan berkarakter dengan menekankan pentingnya kemandirian melalui pendidikan. Coaching juga mencerminkan nilai-nilai ini dengan membantu individu agar dapat mandiri, mengidentifikasi kekuatan mereka sendiri, dan mengatasi hambatan.
Sebagai seorang coach di sekolah, peran kita akan sangat penting dalam mendukung pengembangan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial-emosional. Penerapan coaching dapat kita terapkan kepada siswa maupun rekan sejawat untuk semakin melejitkan potensi yang dimiliki oleh coachee.
Coaching yang bisa kita terapkan di kelas adalah dengan memberikan pembelajaran melalui pendekatan berdiffrensiasi yang secara tidak langsung dikembangkan melalui;
Identifikasi Kebutuhan Individu: Sebagai coach, kita dapat bekerja sama dengan guru untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar individu siswa. Dengan pemahaman yang mendalam tentang gaya belajar, tingkat pemahaman, dan kebutuhan khusus siswa, kita dapat membantu guru merancang strategi pembelajaran yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa.
Pengembangan Rencana Pembelajaran: Membantu guru dalam merancang rencana pembelajaran yang berfokus pada diferensiasi.yang melibatkan penggunaan berbagai metode pengajaran, penilaian formatif, dan sumber daya yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa.
Pengawasan dan Umpan Balik: Memberikan dukungan dan saran untuk meningkatkan strategi diferensiasi, dan bekerja sama untuk mengevaluasi efektivitas metode pembelajaran yang digunakan.
Coaching tidak hanya berhubungan dalam pembelajaran melalui pendekatan diffrensiasi, tetapi juga pada aspek pengembangan sosio emosional siswa melaluipembelajaran KSE dalam melatih ketrampilan mengolah emosi mereka untuk dapat melejitkan potensi tidak hanya bidang akademis tapi juga pada kecerdasan dan kesehatan mental siswa maupun guru sebagai cochee. Adapun penerapan coaching pada pembelajaran KSE akan berdampak pada
Pengembangan Keterampilan Sosial dan Emosional: Membantu guru dalam mengintegrasikan pembelajaran keterampilan sosial dan emosional ke dalam pembelajaran. Ini dapat mencakup pengembangan keterampilan manajemen emosi, kerja sama tim, empati, dan keterampilan interpersonal lainnya.
Berbagi praktik Baik bersama Guru: berbagi praktik baik dalam menciptakan lingkungan kelas yang mendukung perkembangan keterampilan sosial dan emosional.
Dukungan untuk Siswa: Melalui pembelajarn sosio emosional siswa akan dapat meningkatkan ketrampilan dalam mengolah dan meregulasi emosi dan sosial mereka sebagai bagian dari ketrampilan hidup
Dengan mengambil peran aktif dalam mendukung guru dan siswa dalam pengembangan pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial-emosional, kita dapat berkontribusi pada pencapaian keseimbangan yang sehat antara perkembangan akademis dan kesejahteraan siswa.
Keterampilan coaching memiliki keterkaitan yang erat dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran. Pemimpin pembelajaran bertanggung jawab tidak hanya terhadap pencapaian hasil akademis, tetapi juga terhadap pengembangan siswa secara holistik. Berikut adalah beberapa aspek keterkaitan antara keterampilan coaching dan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran.
Keterampilan coaching melibatkan kemampuan mendengarkan dengan empati, bertanya pertanyaan yang memotivasi refleksi, dan memberikan umpan balik konstruktif sehingga kita sebagai pemimpin pembelajaran perlu memiliki keterampilan komunikasi yang efektif untuk memfasilitasi dialog terbuka, mendengarkan, serta menyampaikan arahan atau umpan balik dengan jelas. melalui  Coaching dapat  membantu individu mengidentifikasi tujuan pembelajaran pribadi, merancang rencana pengembangan, dan memberikan dukungan untuk mencapai potensi terbaik mereka, mendorong proses pembelajaran berkelanjutan dengan fokus pada refleksi, eksperimen, dan peningkatan berkelanjutan.juga untuk membentuk budaya organisasi yang mendukung kolaborasi, pengembangan diri, dan pencapaian tujuan bersama.
Dengan mengintegrasikan keterampilan coaching ke dalam peran sebagai pemimpin pembelajaran, kita dapat menciptakan lingkungan di mana inovasi, pertumbuhan, dan pembelajaran berkelanjutan menjadi inti dari budaya sekolah. Ini akan memberikan dampak positif pada kualitas pembelajaran dan prestasi sekolah secara keseluruhan.
Salam Sehat dan Bahagia
Diyana Fitriyah
CGP Angkatan 9
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI