Hikmah dari kisah yang kontradiktif diatas, bahwasanya setiap yang hidup pasti akan mati. Setiap diri, harus siap dijemput ajal dimanapun berada. Selagi napas masih menemani raga, masih ada kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik, bertaubat, dan berniat segala langkah karena ibadah kepada Allah, Tuhan semesta Alam.
Alangkah indahnya hidup ini, jika setiap insan, tidak pernah sekalipun berpikiran untuk memilih menjemput ajalnya sendiri. Seberat apapun masalah yang dihadapi, pasti ada solusinya. Karena Tuhan akan memberikan kemudahan setelah kesulitan. (Seperti Firman Allah dalam surat Al-Insyiroh ayat 6).
Masalah memang tidak bisa dihindari, jika mampu menyelesaikannya sendiri, lakukanlah. Namun jika merasa sendirian, ada keluarga, kerabat, teman, ataupun intansi yang sesuai, untuk sharing, dan membantu memecahkan masalah dan mencari solusinya.
Selanjutnya, marilah senantiasa mengamalkan doa setiap hari setelah sholat lima waktu, memohon agar kita dijemput ajal dalam keadaan khusnul khotimah (pengakhiran hidup yang baik).
Jika manusia sudah mati, sesungguhnya akan terputus semua amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh (anak yang baik yang senantiasa mendoakan kedua orang tuanya). Semoga ajaran Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dalm hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari Muslim ini bisa menjadi bahan renungan kita semua. Aamiin.
Terima kasih, semoga bermanfaat, Sekian.
**
Diyah Kalyna
Bandar Seri Begawan, 29 September 2019