Berkaca pada Asian Games IV tahun 1962, kita dapat melihat bersama bangunan ikonik yang hingga saat ini dapat terus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Seperti halnya, kompleks olahraga dan stadion senayan (sekarang Gelora Bung Karno).Â
Indonesia juga dapat membangun jalan baru yang saat ini di kenal Jalan Thamrin, Jalan Gatot Subroto, dan Jembatan Semanggi, dan lainnya. Bahkan yang sangat mengejutkan TVRI mengudara untuk pertama kali ketika Asian Games saat itu, dan meliputnya.
Keindahan alam, satwa dan budaya Indonesia menjadi kesempatan promosi di kancah dunia
Pak Erick thohir mengatakan melalui Asian Games beliau ingin menampilkan maskot yang bernama Kaka, Binbin, Atung yang mempresentasikan Bhineka Tunggal Ika yang di lindungi dan unik untuk Indonesia. Hal tersebut tentu saja sebagai ajang promosi Indonesia sebagai bangsa bahwa kita ini mesti menyayangi satwa dan alam kita.
Selain itu, kementrian pariwisata menjadikan momen Asian Games ini sebagai ajang untuk menggenjot kunjungan wisman agar mencapai target 17 juta kunjungan wisatawan mancanegara.Â
Peran Asian Games 2018 dalam pariwisata Indonesia ditargetkan akan mendatangkan tak kurang dari 24.000 wisatawan olahraga. Mulai dari atlet, ofisial, penonton, dan supporter dari negara-negara peserta Asian Games yang terdiri dari setidaknya 45 negara termasuk Indonesia.
Asisten Deputi Pasar Sumatera dan ASEAN, Iyung Masruroh pun membenarkan adanya strategi tersebut. Adapun paket wisata yang dijual dan ditawarkan selama ajang Asian Games 2018 berlangsung adalah paket wisata dengan tujuan destinasi Palembang, Banten, Bali, dan Lombok.
Ekonomi berkelanjutan efek dari Asian Games
Berbicara tentang keuntungan yang akan di dapat sebagai tuan rumah Asian Games, dapat berkaca dari pengalaman negara lain. Keuntungan yang didapat sebagai tuan rumah Asian Games memang tidak kecil.Â