Mohon tunggu...
Hamid Patilima
Hamid Patilima Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, pembicara, dan fasilitator

Merdeka

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hak Anak atas Privasi

10 Mei 2020   14:28 Diperbarui: 10 Mei 2020   14:43 2113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Anak-anak semakin mengetahui, dan barang tentu ayahanda dan bunda semakin melek hukum tentang perlindungan privasi anak.

Pertanyaannya, mengapa penting menjaga privasi anak.

Mereka adalah individu yang sedang tumbuh dan berkembang. Sejak dari awal hak-hak atas privasi mereka harus dilindungi, tidak mengalami diskriminasi, selalu privasi mereka menjadi pertimbangan utama, dan pandangan mereka tentang menjaga privasi selalu ditanyakan dan didengar, serta diberi bobot dalam pengambilan keputusan. Ini artinya anak-anak semakin menyadari bahwa mereka memiliki hak atas privasi untuk dilindungi. Sekaligus mengajarkan untuk mengingatkan mereka, bahwa teman-teman sebayanya dan orang dewasa lain memiliki privasi yang serupa untuk dihormati.

Bagaimana kalau ada anak yang bertanya? Bund... Kok masih ada saja orang tidak menghargai privasi orang lain. Sampaikan kepada anak-anak kita, maafkan mereka. Mereka seperti itu karena mereka tidak menyadarinya. Atau mungkin mereka lahir sebelum tanggal 11 Januari 2005. Dimana Pasal 16 Konvensi Hak Anak tentang Hak Anak atas Privasi, belum diterima.

Ada saja media yang masih membuka privasi anak baik sebagai pelaku maupun saksi atau korban. Sampaikan juga, mungkin wartawan atau medianya masih mau menyiarkan, karena ada aparat hukum suka konferensi pers. Mungkin hanya dengan begitu, pejabat tersebut dikenal dan terkenal, sekaligus viral. Jaksa belum ada yang berani menuntut medianya ke pengadilan. Yakinkan anak untuk mahfum dan menerimanya.

Dengan kita menjawab fakta di lapangan yang ditanyakan oleh anak dalam diskusi, dengan jawaban yang meyakinkan dan penuh penekanan. Biarkanlah itu sudah menjadi urusan dan tanggung jawab mereka sendiri, mungkin belum hari ini mereka dituntut, namun waktu di Pengadilan Akhirat.

Pendek kata, ayahanda dan bunda tetap menyampaikan kabar gembira, bagi mereka yang menjaga privasi orang lain, maka privasi kita akan terjaga. Begitu sebaliknya ingatkan anak-anak kita, kalau kita membuka aib orang, maka aib kita akan terbuka dengan sendirinya.

Diskusi menyangkut hak anak atas privasi tidak ada habis-habisnya. Begitu juga dengan anak, terus akan mengungkap dan mengidentifikasi apa saja yang mereka rasakan atau mereka saksikan atas pelanggaran hak privasi, baik itu di tempat tinggal, lingkungan, tempat bermain, dan tempat belajar.

Ada-ada saja, orang yang ingin tahu, mau cari tahu, dan lain-lain. Kalau bunda dan ayahanda telah berbuat baik sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan, maka itulah tugas yang sesungguhnya. Anak kita berubah atau tidak untuk menghargai hak privasi dirinya dan orang lain, itu adalah menjadi kewenangan Yang Maha Pengatur melalui cahaya dan hidayah-Nya.

Salam,  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun