Mohon tunggu...
Diwangkara Achmad
Diwangkara Achmad Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mancing dan Traveling

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Novel Dunia Anna menurut teori Ferdinand de Saussure

14 Januari 2025   14:18 Diperbarui: 14 Januari 2025   14:18 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Novel Dunia Anna karya Jostein Gaarder menhadirkan isu-isu lingkungan yang berkelanjutan melalui narasi yang kaya makna. Untuk memahami kedalaman pesan yang disampaikan, kita dapat menggunakan teori semiotika dari Ferdinand de Saussure, yang memfokuskan pada hubungan antara signifier (penanda) dan signified (petanda).

Menurut Saussure, tanda terdiri dari dua komponen utama yakni:

1. Penanda (signifier): Bentuk fisik atau representasi konkret dari suatu tanda, seperti kata, gambar, atau simbol.

2. Petanda (signified): Konsep atau makna yang diwakili oleh penandatersebut.

Dalam konkeks Dunia Anna, hubungan antara penanda dan petanda dapat digunakan untuk memahami pesan yang terkait dengan isu lingkungan dan kesadaran ekologis.

Di analisis semiotika novel Dunia Anna dapat ditemukan sebagai berikut:

1. Penanda: Kupu-kupu

-Petanda: Kupu-kupu dalam novel ini melambangkan harapan, keindahan alam, dan kerentanan kehidupan. Ketika Anna bermimpi tentang kupu-kupu, penanda ini mewakili pesan bahwa keindahan alam bergantung pada keseimbangan ekosistem yang rapuh.

2. Penanda: Perjalanan waktu

-Petanda: Perjalanan Anna ke masa depan menunjukkan konsekuensi dari tindakan manusia terhadap lingkungan. Penanda ini menggambarkan urgensi perubahan dan kebutuhan untuk bertindak segera sebelum bumi mengalami kerusakan lebih parah.

3. Penanda: Dunia yang hancur

-Petanda: Dunia masa depan yang digambarkan dengan lingkungan yang rusak adalah Representasi dari krisis ekologis yang disebabkan oleh eksploitasi alam. Penanda ini memperingatkan pembaca tentang potensi realitas yang akan terjadi jika manusia tidak bertanggung jawab terhadap alam.

Saussure menyatakan bahwa hubungan antara penanda dan petanda bersifat arbitrer, tetapi dalam Dunia Anna, Jostein menciptakan asosiasi yang kuat dan konsisten untuk menyampaikan pesan lingkungan. Setiap elemen simbolis dalam novel dirancang untuk menyentuh kesadaran pembaca tentang tanggung jawab mereka terhadap bumi.

Bahasa dalam Dunia Anna sering kali bersifat metaforis, misalnya ketika Anna berbicara tentang "warisan generasimendatang". Penanda ini tidak hanyamerujuk pada materi, tetapi juga pada lingkungan yang harus dijaga untuk kelangsungan hidup manusia. Jostein menggunakan dialog dan deskripsi sebagai cara untuk menghunungkan pembaca dengan realitas ekologi.

Melalui analisis semiotika berdasarkan teori Saussure, novel Dunia Anna dapat diinterprestasikan sebagai seruan moral yang kuat terhadap kesadaran lingkungan. Penanda-penanda dalam novel ini menggambarkan pesan-pesan ekologis yang mendalam. Memperingatkan pembaca tentang dampak dari eksploitasi alam. Relasi antara penanda dan petanda menciptakan pengalaman membaca yang penuh refleksi, sekaligus untuk mengajak pembaca untuk bertindak demi kelangsungan hidup planet ini.

Artikel ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan pendekatan semiotika Saussure, Dunia Anna bukan sekedar sebuah cerita, tetapi sebuah karya yang menawarkan wawasan mendalam tentang hubungan manusia dengan lingkungan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun