Pada tahun 2025, Indonesia secara resmi bergabung dengan BRICS, sebuah organisasi block ekonomi yang terdiri dari negara Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan. bergabungnya Indonesia membawa berbagai interprestasi, baik dari sisi ekonomi, politik, maupun hubungan internasional. Dalam artikel ini kita akan membahas teori semiotika Charles Sanders Pierce untuk menganalisis tanda-tanda, simbol, dan makna di balik keputusan ini.
Menurut teori semiotika Charles Sanders Pierce, dia mendefinisikan tanda sebagai sesuatu yang merujuk pada sesuatu yang lain. Tanda terdiri dari tiga elemen yakni:
1. Representamen: adalah wujud tanda yang dapat dilihat atau dirasakan.
2. Objek: adalah hal atau ide yang diwakili oleh tanda.
3. Interpretant: adalah makna yang dihasilkan dari tanda tersebut.
Charles juga mengklasifikasikan tanda menjadi tiga jenis utama sebagai berikut:
1. Ikon: Tanda yang menyerupai objeknya.
2. Indeks: Tanda yang memiliki hubungan langsung dengan objek.
3. Simbol: Tanda yang maknanya didasarkan pada kesepakatan atau konvensi.
Dalam analisis tanda Bergabungnya Indonesia ke BRICS ditemukan sebagai berikut:
1. Representamen: Logo BRICS dengan kehadiran Indonesia
-Objek: Partisipasi Indonesia dalam BRICS sebagai negara berkembang dengan potensi besar.
-Interpretant: Penambahan Indonesia pada logo BRICS melambangkan pengakuan secara global terhadap kekuatan ekonomi Indonesia yang semakin meningkat di dunia inernasional.
2. Representamen: Pernyataan resmi pemerintah Indonesia
-Objek: Komitment Indonesia untuk memperkuat kerjasama multirateral.
-Interpretant: Pernyataan ini menjadi simbol kesiapan indonesia untuk memainkan peran yang lebih aktif dalam perekonomian global.
3. Representamen: Reaksi media luar internasional
-Objek: Respon dunia luar terhadap keputusan Indonesia.
-Interpretant: Berbagai reaksi muncul, mulai dari penguatan kerja sama Selatan-selatan hingga kekhawatiran negara-negara Barat atas pergeseran aliansi geopolitik.
4. Representamen: Pidato Presiden Indonesia di Forum BRICS
-Objek: Harapan untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan merata.
-Interpretant: Â Pidato ini menjadi semangat Indonesia dalam memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang dalam forum global.
Bergabungnya Indonesia ke BRICS mengandung makna strategis. Menurut prespektif semiotika sebagai berikut:
A. Ikon: BRICS mencerminkan kesetaraan dan kerja sama antar negara berkembang dan negara maju.
B. Indeks: Bergabungnya Indonesia menunjukkan posisi strategisnya sebagai kekuatan ekonomi baru di kawasan Asia Tenggara.
C. Simbol: Keanggotaan ini menjadi simbol tradisi menuju tatanan dunia multirateral, di mana kekuatan ekonomi tidak lagi didominasi oleh negara-negara Barat.
Bergabungnya Indonesia ke BRICS adalah langkah penting yang mengandung banyak tanda dan makna. Dengan menggunakan analisis semiotika Charles Sanders Pierce, kita dapat memahami bagaimana keanggotaan ini tidak hanya mencerminkan kekuatan ekonomi Indonesia, tetapi juga peranannya dalam membentuk tatanan dunia yang lebih adil. Representasi dalam simbol-simbol BRICS menggambarkan posisi Indonesia sebagai jembatan antara negara berkembang dan kekuatan ekonomi global. Hal ini membuka peluang baru sekaligus tantangan dalam mengukuhkan posisi Indonesia di panggung perekonomian internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H