Mohon tunggu...
Sri Devi
Sri Devi Mohon Tunggu... Freelancer - Tenaga Fasilitator

Welcome to My Dream Love and Hope 📖 Paper of Heart (don't forget follow my instagram @d.i_vvv)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

CERPEN | Tiada (Dunia Telah Merindukanmu)

15 Agustus 2018   14:32 Diperbarui: 28 Agustus 2018   07:51 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kondisi Ali pun semakin hari semakin membaik, dan perubahan sikapnya pun mulai seperti semula, tetapi masih ada sebagian hatinya yang masih memikirkan beberapa kejadian yang belakangan ini terjadi padanya. Saat-saat terkahir keberadaannya di rumah sakit karena besok ia diperbolehkan pulang ia habiskan waktunya di taman rumah sakit untuk menghirup udara segar serta memandangi orang-orang yang berlalu lalang di sekitar. Tiba-tiba ada seorang perempuan yang belakangan ini sering ia lihat karena kamar yang mereka tempati berdekatan, dia adalah Risya, pasien tetap rumah sakit ini, ia yang selalu keluar masuk rumah sakit karena harus melakukan melakukan pengobatan demi mempertahankan hidupnya. Dan Ali tau akan Hal itu, karena mereka sama-sama sudah saling menceritakan bagaimana kehidupan mereka selama ini.

"Masih memikirkan akan hal itu?" tanya Risya seakan tau apa yang ada di pikiran Ali.

Tidak ada jawaban yang dilontarkan dari mulut Ali

"Semua yang telah terjadi itu pasti yang terbaik Al, menurut kita itu tidak adil, tapi bukan berarti menurut Allah itu sama"

Mendengar kata yang sama seperti apa yang pernah ia dengar sebelum nya, perkataan Ayahnya dimimpi saat ia masih dalam keadaan koma, seakan berputar dipikirannya.

"Kita hanya bisa merencanakan, tetapi kita tidak bisa menentukan bahwa itu akan terjadi atau tidak, karena kita hanya makhluknya, masih banyak yang harus kamu lakukan demi masa depan mu, kamu sekarang sebagai perisai bagi bunda dan adik mu, karena kamu tanggung jawab itu telah beralih kepadamu, maka jalankan amanah tersebut, bukan malah membuat mereka kecewa karena sikap egomu yang muncul sesaat, seakan kamu lah yang paling menderita, pernahkah kamu berpikir, bagaimana perasaan Chaca dan bundamu?., mereka pasti lebih sedih, dan saat satu-satunya perisai mereka, tempat berlindungnya mereka kehilangan arah, bagaimana mereka akan berlindung, siapa yang akan melindungi mereka?".

Seakan kata-kata yang meluncur dari mulut Risya menghantam keras perasaan dan hati Ali, bagaimana dia bisa bersikap sejauh ini, seolah menyalahkan Allah atas kejadian yang telah menimpanya.

"Terimakasih Sya, semoga kamu juga selalu kuat dan Istiqomah" disertai anggukan dan senyuman yang tulus dari keduanya

Saat Ali kembali ke kamar perawatannya, ia melihat di mana Bunda nya sedang meliha berita di televisi bersama Chaca yang duduk di samping Ibunya, saat itu pun Ali langsung menghampiri bundanya dan memeluk dari belakang, tak berapa lama terdengar suara tangisan dari Ali.

"Bunda maafkan Ali, selama ini Ali telah menyakiti bunda, Ali anak yang bodoh yang menyalahkan keadaan yang terjadi kepada Allah, tetapi dia sangat menyayangi kita, maafkan Ali telah mengecewakan Ayah, Bunda dan Chaca, Ali berjanjii akan menjadi perisai kalian, dan akan selalu ada untuk melindungi kalian". Setelah mendengar itu terukir Senyum kebahagiaan tampak di wajah Aisyah

"Bunda selalu menyayangi kalian, bagaimana pun kalian, semoga kalian selalu dalam lindungan Allah" mereka bertinga pun berpelukan layaknya orang yang telah lama berpisah saling menyaluarkan rasa rindu dan kasih sayang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun