Mohon tunggu...
Sri Devi
Sri Devi Mohon Tunggu... Freelancer - Tenaga Fasilitator

Welcome to My Dream Love and Hope 📖 Paper of Heart (don't forget follow my instagram @d.i_vvv)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

CERPEN | Tiada (Dunia Telah Merindukanmu)

15 Agustus 2018   14:32 Diperbarui: 28 Agustus 2018   07:51 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Penyesalan memang selalu datang terlambat, namun tiada kata terlambat bagi kamu yang mempunyai tekad, disaat segala sesuatu yang telah kita buang secara sia-sia, semua waktu, cita, cinta dan harapan orang terkasih gantungkan kepada kita, tidak akan bisa diulangi setiap moment yang pernah kita lakukan." - Ali Rayhan Pratama-

***

"Nanti kalau udah besar Ali mau jadi apa ?" tanya Ayah kepada Anaknya

"Nanti kalau sudah besar Ali ingin seperti Ayah, Ali ingin menjadi kebanggaan nya Bunda dan Adik Chaca dan melindungi mereka dari segala yang jahat" jawab Ali, Ingatan itu terus berputar dibenak sang bunda yang tengah berdoa pada sang pencipta mencurahkan segala isi hatinya meminta agar anak yang selama ini ia besarkan dengan penuh kasih sayang tidak terjerumus semakin dalam pada pergaulan yang salah. Setelah selesai mencurahkan isi hatinya Aisyah bergegas ke dapur menyiapkan makan siang untuk putra putrinya. Tidak berapa lama terdengar  suara motor yang berhenti di garasi rumah, Aisyah pun langsung berjalan menuju depan rumah terlihatlah seorang remaja yang baru saja turun dari kendaraannya.

"Sudah pulang Al, dari mana saja, kamu tidak ke kampus ?" pertanyaan-pertanyaan yang di lontarkan Aisyah kepada Ali.

"Bukan urusan bunda, mau Al kemana aja " jawabnya

Miris sekali dalam hati Aisyah, anaknya yang selama ini tidak pernah berkata kasar, sopan, selalu sayang dengan keluarga belakangan ini menjadi dingin, sejak ia kehilangan sosok panutan yang selalu ia dambakan, Ayahnya telah menghadap kepada sang pencipta. Insident kecelakaan saat ayahnya berangkat ke kantor ditabrak sebuah mobil, dan pelaku yang melarikan diri tidak bertanggung jawab atas apa yang terjadi membuat Ali sangat terpukul, hingga menyalahkan sang pencipta atas apa yang terjadi, kenapa seorang panutan yang baik selalu menolong orang yang lemah, hati yang selalu bersih, selalu ingat dan tidak pernah absen untuk berbincang dengan Allah melalui sholat dan doanya setiap waktu, di ambil begitu cepat dan dengan cara yang seperti itu.

"makan dulu Al sama adik mu, bunda udah siapin makanan"

Tidak ada yang bersuara saat berada di meja makan, hanya dentingan sendok dan garpu yang menghiasi kesunyian. Tak berapa lama Ali pun beranjak telah selesai.

"Mau ke mana lagi Al, sholat dulu, nanti keburu waktu habis"

"Ngapai Sholat bun, tidak ada gunanya"

"Astaghfirullah Al, Sholat adalah kewajiban kita kepada sang pencipta yang telah memberi kasih sayang"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun