"Kasih sayang?, kalau dia memang sayang dia tidak akan mengambil ayah dengan cara yang seperti itu, apa itu yang dinamakan kasih sayang kepada hambanya yang selalu bertaqwa kepadanya, itu nama nya tidak adil bun"
"Ngapai Sholat bun, tidak ada gunanya"
"Astaghfirullah Al, Sholat adalah kewajiban kita
"Al, di panggilnya ayahmu dengan cara begitu bukan karena dia tidak sayang kepada kita, tapi itu adalah takdir darinya, serta ujian untuk kita bagaimana kita bisa menerima nya dengan ikhlas."
Ali seakan tutup telinga mendengar perkataan dari bundanya, ia keluar meninggalkan rumah menuju tempat yang belakangan ini menjadi salah satu yang tidak pernah absen untuk dikunjungi, tempat dimana ia melepaskan segala emosi yang merasuki hati dan dirinya, tempat yang sebentar lagi akan di penuhi oleh suara bising yang keluar dari pipa besi, kegiatan baru yang ia lakukan sejak sang panutan yang ia sayangi pergi, kegiatan yang dengan rela ia mengorbankan waktunya yang seharusnya ia gunakan untuk menggapai cita-cita yang telah ia impikan sejak kecil.
"priffffffttttt" suara menandakan mulainya pertandingan yang diikuti oleh Ali dan rivalnya, Ali pun mulai melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi, menit-menit pertama persaingan yang sehat terlihat dan berjalan dengan lancar namun, saat pertengahan terlihat sang rival yang dengan sengaja mendorong motor yang dikendarain oleh Ali mengakibabkan hilangnya keseimbangan hingga terjatuh Ali terlempar cukup jauh,
sesaat tempat kejadianpun dipenuhi dengan wajah kekhawatiran temen-temen yang selama ini membawa ali ke dalam dunia tersebut. Sesaat kemudian Alipun dilarikan ke rumah sakit dengan keadaan tidak sadarkan diri disertai luka pada bagian kepalanya yang terlihat darah memenuhi kepalanya.
"Bagaimana dok keadaan anak saya?" tanya Aisyah dengan suara yang parau
"Anak ibu untuk saat ini kita hanya bisa meminta kepada yang diatas agar bisa diberikan pertolongannya, untuk saat ini hanya itu yang bisa saya katakan, kita liat perkembangannya nanti, terus berdoa agar diberikan mukjizatNya"
"Aminn ya Allah, terimakasih Dok"
Setelah melakukan operasi Alipun dipindahkan ke ruang perawatan, saat itu juga berderai air mata yang keluar dari mata orang yang selama ini begitu sayang serta selalu mendoakannya utuk yang terbaik. Aisyahpun langsung menggenggam tangan Ali seolah ingin menyalurkan kekuatannya kepada Ali agar mampu membuka mata seperti sedia kalahnya.