Mohon tunggu...
Divia Ayu Prihatina
Divia Ayu Prihatina Mohon Tunggu... Tutor - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Education is Investation

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Potensi dan Kreativitas Generasi Muda sebagai Agent of Change dalam Dunia Ekonomi Kreatif di Media Sosial

10 Desember 2021   01:31 Diperbarui: 10 Desember 2021   01:39 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Eksistensi media sosial sangat erat kaitannya dengan kehidupan pemuda saat ini. Hal itu terlihat dari banyaknya prestasi maupun karya generasi muda yang sudah malang melintang di media sosial. Bahkan tidak sedikit dari hasil pemikirannya yang out of the box dan kreativitas yang tinggi itu, para generasi muda mampu membawa nama Indonesia ke kancah internasional.

Lebih jauh lagi, generasi muda yang memiliki jiwa kewirausahaan pun sudah banyak yang memanfaatkan media sosial sebagai wadah penyaluran ide-ide kreatif dan inovatifnya. Hal ini sekaligus dapat mendorong perekonomian negara ke arah yang lebih baik lagi melalui dunia ekonomi kreatif. 

Sebagai agent of change, pemuda memiliki peran untuk menjadi faktor terpenting dari kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu, peran generasi muda sangat dibutuhkan dalam kemajuan ekonomi kreatif terlebih di era revolusi industri 4.0 sekarang ini.

Generasi muda adalah mereka yang sudah memasuki usia produktif. Pada usia produktif, generasi muda berperan penting dalam keberlangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Sehingga generasi muda saat ini diharapkan dapat menjalankan perannya untuk melakukan perubahan.

Sebagai agent of change (agen perubahan) generasi muda sudah seharusnya tidak berpikir hanya pada satu arah (linear), melainkan harus berpikir dari segala arah (sirkular). Dengan demikian, generasi muda dapat dikatakan sebagai agent of change yang sesungguhnya.

Generasi muda dikenal sebagai kelompok masyarakat yang paling dekat dengan teknologi digital. Sehingga tak heran jika mereka memiliki potensi dan daya kreativitas yang lebih tinggi, akses informasi pun lebih mudah mereka dapatkan, pandangannya yang inklusif, rasa percaya diri yang lebih besar, serta memiliki relasi yang lebih luas.

Salah satu bentuk kemajuan teknologi yang paling dekat dengan generasi muda di era digital ini adalah media sosial. Kebutuhan akan media sosial tentu dirasakan manfaatnya oleh berbagai kalangan. Melihat fenomena saat ini, pada umumnya media sosial banyak digunakan oleh generasi muda. 

Mereka menggunakan media sosial sebagai peluang untuk berbisnis atau berbagi informasi yang ingin mereka berikan dan mencari informasi yang mereka butuhkan.

Peran generasi muda dalam pembangunan negara melalui perkembangan ekonomi kreatif dengan pemanfaatan media sosial telah banyak dilakukan. Contohnya pemanfaatan media dalam mempromosikan startup. Startup merupakan kegiatan berbisnis yang menggunakan media sosial sebagai wadah untuk mempromosikan suatu barang atau jasa. 

Dalam hal ini media mendatangkan keuntungan bagi perusahaan startup karena setiap informasi yang mereka sebarluaskan akan mudah diterima oleh konsumen yang mencari barang atau jasa yang telah disediakan startup tersebut.

Selain itu, media sosial juga memberikan wadah bagi generasi muda untuk terus mengembangkan potensi dan kreativitasnya. Bukan saja berperan sebagai pelaku usaha, tetapi generasi muda saati ini sudah banyaknya yang bisa membantu mengembangkan usaha kecil mereka. Jika dilihat lebih mendalam, generasi muda di media sosial memiliki perannya masing-masing. 

Ada yang berperan sebagai pelaku usaha, ada yang berperan sebagai pengiklan, ada juga yang berperan sebagai pengonsumsi. Disadari atau tidak, tindakan mereka saat ini sudah membawa arah penggunaan media sosial pada kepentingan yang positif.

Sebagaimana pemikiran Max Weber yang mengartikan bahwa tindakan sosial merupakan tindakan individu yang mempunyai makna atau arti subyektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Sebaliknya, tindakan individu yang diarahkan kepada benda mati atau obyek fisik semata tanpa dihubungkan dengan tindakan orang lain bukan suatu tindakan sosial. 

Hal itu juga yang dilakukan oleh generasi muda dalam menjalankan ekonomi kreatif di media social saat ini, mereka melakukan suatu tindakan di media sosial untuk diarahkan kepada orang lain. Oleh karena itu, menurut Weber tindakan manusia merupakan bagian utama dari kehidupan sosial.

Berdasarkan pemikiran Weber, Durkheim dan Pareto. Individu melakukan suatu tindakan berdasarkan atas pengalaman, persepsi, pemahaman dan atas suatu obyek stimulus atau situasi tertentu. 

Di sini Weber melihat tindakan sosial berkaitan dengan interaksi sosial. Sesuatu tidak akan dikatakan tindakan sosial jika individu tersebut tidak mempunyai tujuan dalam melakukan tindakan tersebut. 

Melihat peran generasi muda dalam menjalankan ekonomi kreatif di media social, misalnya kita melihat seorang selebgram yang sedang melenggak-lenggok mengenakan busana batik khas daerah, yang ia lakukan adalah mempromosikan suatu produk di Instagram atau biasa disebut endors. 

Bukan tanpa tujuan ia melakukan hal itu, melainkan untuk menarik perhatian orang lain (pembeli) agar tertarik membeli produk yang sedang dipromosikannya. Artinya, dalam tindakannya tersebut selegram A memiliki makna yang ingin ditujukan pada beberapa individu di luar sana.

Begitu pun generasi muda yang berperan sebagai pelaku usaha, mereka dikatakan melakukan tindakan sosial berdasarkan pengalaman dan pemahamannya sebagai seorang pelaku usaha harus menyusun strategi agar barang atau jasa yang ditawarkannya dapat dilihat oleh orang lain. Selain itu, tindakan yang mereka lakukan pun mempunyai makna dan mafaat bagi kehidupan banyak orang.

Sementara dengan konsep rasionalitas, Weber membagi beberapa macam tindakan sosial. Semakin rasional tindakan sosial tersebut, maka semakin mudah memahaminya. 

Adapun pembagian tindakan sosial itu terbagi menjadi empat macam. Pertama tindakan rasionalitas instrumental, yaitu tindakan yang ditentukan oleh harapan-harapan yang memiliki tujuan untuk dicapai dan menentukan nilai dari tujuan itu sendiri. Bila individu tersebut bertindak rasional maka tindakannya pun dapat dipahami.

Kedua rasionalitas yang berorientasi nilai, yaitu tindakan yang didasari oleh kesadaran keyakinan mengenai nilai-nilai yang penting seperti etika, estetika, agama, dan nilai-nilai lainnya yang mempengaruhi tingkah laku manusia dalam kehidupannya. Tindakan ini masih rasional meski tidak serasional tindakan pertama, sehingga tindakannya masih dapat dipahami.

Ketiga tindakan afektif (affectual), yaitu tindakan yang ditentukan oleh kondisi kejiwaan dan perasaan individu yang melakukannya. Tindakan ini dilakukan seseorang berdasarkan perasaan yang dimilikinya, biasanya timbul secara spontan begitu mengalami suatu kejadian. Tindakan ini sukar dipahami karena kurang rasional.

Keempat tindakan tradisional, yaitu tindakan yang didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan yang telah mendarah daging. Tindakan ini biasanya dilakukan atas dasar tradisi atau adat istiadat secara turun-temurun. Tindakan ini pun sukar dipahami karena kurang rasional bahkan tidak rasional. 

Contoh paradigmatik dari tindakan rasional menurut Weber adalah tindakan ekonomi, yang dipahami dalam sudut pandang marginalis dalam hubungannya dengan pilihan-pilihan yang dipilih secara sadar; actor yang berorientasi ekonomi adalah mereka yang bertindak secara strategis, yang menggunakan teknik yang tepat untuk meraih tujuan mereka.

Sehingga dalam praktiknya, diharapkan generasi muda dapat melakukan suatu tindakan di media sosial berdasar kepada empat macam tindakan di atas. Seperti misalnya mereka hendak bersikap rasional dalam menentukan tindakan apa yang sebaiknya akan dilakukan untuk merealisasikan ide-ide kreatifnya di media sosial serta memiliki tujuan untuk dicapai dan menentukan nilai dari tujuan itu sendiri.

Oleh Divia Ayu Prihatina

Mahasiswi Prodi Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun