Mohon tunggu...
Diva Syafa
Diva Syafa Mohon Tunggu... Tutor - Tutor Qanda

Saya suka meluapkan perasaan saya lewat tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta tapi Benci

9 September 2023   19:48 Diperbarui: 9 September 2023   19:56 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dino suka ngambek kalau diledekin karena orangnya serius mulu. Tapi,dia bikin aku bahagia karena keseriusannya. Buktinya, sebentar lagi kami akan menikah. Aku nggak terlalu suka pasangan yang humoris karena banyak bercengkeramanya. Tapi, sesekali mengajaknya bercengkerama agar nggak garing. Cuma denganku dia tertawa karena bersama orang lain, bawaannya serius mulu.

Pekerjaannya sebagai seorang CEO dan aku sebagai sekretarisnya membuatnya harus serius dan jarang bercengkerama. Mungkin bisa dibilang hidupnya monoton, tapi kehidupan yang nggak monoton itu seperti apa sih? Apa kita kerja sambil bercengkerama gitu dan selalu healing yang dipikirkan? Atau pindah planet biar nggak monoton. Aku bermonolog dalam hati.

Karena langit sudah semakin gelap, kami memutuskan untuk pulang. Dino mengantarku ke rumahku dulu. Sesampainya di rumah, aku menceritakan kejadian hari ini kepada kedua orangtuaku. Mereka senang mekihatku happy seperti ini. Tapi, entah mengapa aku merasakan ada yang aneh terhadap Dino. Tapi, aku nggak tau apa itu. Mungkin hanya perasaanku saja karena pulang sudah larut malam dan aku merasa kecapekan.
***
Aku dan Dino memutuskan untuk menikah tahun depan dan kami memutuskan lamaran hanya dihadiri keluarga saja. Beberapa minggu kemudian, aku lamaran bersama keluarga saja, tidak mengundang teman dekat karena ini hanya lamaran saja. Acaranya berlangsung secara tertutup dan dihadiri pihak keluarga saja.

Aku bahagia karena sudah resmi dilamar Dino dihadapan keluarganya. Acaranya berjalan lancar dan ditutup dengan makan malam bersama. Selesai acara, aku dan keluargaku pulang ke rumah. Acara lamaran diadakan disebuah hotel bintang lima. Aku dan keluargaku berpamitan dengan keluarga Dino karena sudah larut malam. Sesampainya di parkiran kendaraan roda empat, aku lupa kalau tas kecilku tinggal di hotel.

Terpaksa aku kembali ke hotel dan mengambil tas itu di dalam. Berharap Dino dan keluarganya masih ada disana. Ternyata mereka masih ada disana dan dari luar ruangan sayup-sayup aku mendengar pembicaraan mereka. Aku tidak bermaksud nguping. Tapi semakin aku mendekat ke pintu suara itu terdengar jelas di telingaku menyebut nama adikku.

Glek!
Ternyata benar mereka menyebut nama adikku dan aku menahan salivaku mendengar dengan jelas kalau yang menabrak adikku adalah Dino dan Dino kabur karena takut reputasi ayahnya hancur. Saat itu ayahnya berbisnis dengan pebisnis handal dan pebisnis itu tidak mau bekerjasama dengan orang yang ada catatan kriminalnya termasuk keluarganya.

Aku sudah mengepalkan tanganku masuk ke dalam dan meneriaki Gino dengan lantang dan tanganku mendarat di pipi mulusnya.
Plak! Dia terkejut karena tanganku refleks menampar pipinya itu. Segera aku lepas cincin itu dihadapannya dan keluarganya.

"Aku nggak nyangka Dino, kamu yang telah menabrak adikku hingga tewas!" ucap dengan suara lantang seraya menunjuk dengan jari telunjukku dihadapannya.

"Aku nggak bermaksud begitu, sayang. Aku bisa jelaskan semuanya!" ucap Gino kepadaku.

"Nggak perlu, aku sudah mendengar semuanya. Di otak kalian hanyalah bisnis, tanpa mengerti perasaan orang lain. Mulai hari ini, pertunangan kita batal dan jangan berharap aku akan menikah denganmu!" ucapku kepada Dino dan keluarganya.

"Oke maafkan aku, Rina!" ucap Dino singkat dengan mata berkaca-kaca kepadaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun